SpongeBob SquarePants

Jumat, 29 Mei 2015

GANGGUAN PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS

GANGGUAN PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS
PSIKOLOGI KEBIDANAN
DOSEN PENGAMPU :SetyoMahanani SST












DISUSUN  OLEH KELOMPOK  V
 NOVIANTY LOMO                                       (14150047)
                                               NURUL FADILAH                                          (14150068)
                                               VIAN FITRI RIWAYATI                                (14150064)
                                               EVA NURDIANA                                           (14150060)
                                               INDRAWATI                                                  (14150053)
                                               PENA                                                              (14150073)
                      





FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDY D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN 2014-2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.(Ilmui kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Manuaba, hal 195).
Masa nifas akan menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan pada organ reproduksi. Begitupun halnya dengan kondisi kejiwaan ( psikologis ) ibu, juga mengalami perubahan. Dari yang semula belum memiliki anak, kemudian lahirlah seorang bayi mungil nan lucu yang kini mendampingi ibu. Menjadi orangtua merupakan suatu krisis tersendiri dan ibu harus mampu melewati masa transisi. Secara psikologi, seorang ibu akan mengalami gejala – gejala psikiatrik setelah melahirkan.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1.      Perubahan fisik
2.      Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3.      Laktasi/pengeluaran ASI
4.      Perubahan psiikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.(Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal.237).

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah:
1.      Apa pengertian dari masa nifas ?
2.      Apa saja klasifikasi pada masa nifas ?
3.       Sebutkan perubahan psikologi yang terjadi pada masa nifas ?
4.      Sebutkan kunjungan pada masa nifas ?
5.      Bagaimana peran dan tanggungjawab bidan pada masa nifas?
6.      Apa gangguan psikologis masa nifas ?
7.      Bagaimana penangan gangguan psikologi pada masa nifas ?

C.     TUJUAN
Dari rumusan diatas maka dapat disimpulan tujuan dari makalah ini adalah:
1.         Mengetahui pengertian dari masa nifas
2.         Mengetahui klasifikasi pada masa nifas
3.         Mengetahui perubahan pskologis pada masa nifas
4.         Mengetahui kunjungan pada masa nifas
5.         Mengetahui peran dan tanggungjawab bidan pada masa nifas
6.         Mengetahuigangguan psikologis masa nifas
7.         Mengetahui penangan gangguan psikologi pada masa nifas

D.    Metode pembahasan
Metode penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode kepustakaan dengan mengambil dari buku-buku sumber dan referensi dari buku.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MASA NIFAS
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa nifas ini yaitu ± 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)

B.     KLASIFIKASI MASA NIFAS
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
1.    Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
2.      Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3.      Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.

C.     PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA NIFAS
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1.      Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu
fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2.      Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3.      Fase letting go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues.

D.    KUNJUNGAN PADA MASA NIFAS
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1.  Kunjungan I (6- 8 jam setelah persalinan)
Tujuannya :
a.  Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.  Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut
c.  Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d.  Pemberian ASI awal.
e.  Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f.   Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

2.   Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuannya:
a.    Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.    Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c.     Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
d.    Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e.    Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3.  Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuannya :
a.    Mengevaluasi perjalanan postpartum, kesejahteraan ibu dan bayi
b.    Mengevaluasi kemajuan psikologis ibu terhadap peran baru dan pengalaman persalinan
c.    Eratkan hubungan saling percaya dan konseling sesuai kebutuhan

4.   Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuannya
a.    Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami
b.    Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998)

E.     PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.  Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4.  Membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi
5.  Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6.  Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8.   Memberikan asuhan kebidanan secara professional.

F.      GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA NIFAS
1. Post Partum Blues
Merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi atau Gangguan efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.

1)  Faktyor Penyebab
a.    Faktor Hormonal, Berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin,dan estriol yang yang terlalu rendah.
b.   Faktor Usia.
c. Pengalam dalam pross kehamilan dan persalinan.
d.   Adanya perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi.
e. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial lingkungannya.

2)  Gejala
Reaksi depresi/sedih, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.

3) Pencegahan
a.  Beristirahat ketika bayi tidur
b.  Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
c.  Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
d. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikanbersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru

4)  Penanganan
a.  Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.
b. Dengan dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas cara peningkatan support
c. meningkatkan support mental atau dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas.

2.      Depresi Post partum
Depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari.
1)  Faktor Penyebab
a.    Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari kehamilan dan persalinan sebelumnya.
b.   Faktor fisik
Terjadi karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
c.       Faktor psikologi
Paralihan yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir kehamilan menjadi dua individu. Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada penyesuaian psikologis individu.

2)  Gejala
a.  Kelelahan dan perubahan mood
b.  Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
c.  Tidak mau berhubungan dengan orang lain
d.  Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.

3)   Penanganan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat  sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:

a.    beristirahat dengan baik
b.   berolahraga yang ringan
c.    berbagi cerita dengan orang lain
d.   bersikap fleksible
e.    bergabung dengan orang-oarang baru
f.    sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
  



BAB III
KASUS DAN PENANGANAN GANGGUAN PIKOLOGIS PADA MASA NIFAS
A.    KASUS GANGGUAN PSIKOLOGISPADA MASA NIFAS
Ketika Melanie Stove menjadi hamil, dia memiliki segalanya. Dia adalah seorang dokter sukses bahagia menikah dengan manajer penjualan farmasi. Dia memiliki keluarga yang mendukung. Dia adalah seorang wanita hamil berseri-seri, ingin memiliki anak dan memulai kehidupan barunya sebagai seorang ibu. Pada tanggal 23 Februari 2001, Summer Moose lahir dengan keadaan tidak normal, yaitu cacat Down Syndrom yang baru diketahui setelah melahirkan. Tapi ibu Melanie, Carol, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya. Melanie, seperti tidak mau menerima keberadaan bayinya. Melani meyakinkan dirinya bahwa bayinya seharusnya lahir dengan keadaan atau kondisi yang normal karena dia adalah seorang tenaga kesehatan yang seharusnya tahu bagaimana cara merawat kehamilannya. Melani mengalami masalah psikis atau mental yaitu tekanan yang mendalam pada kenyataannya bahwa dia adalah seorang dokter yang lalai menerapkan ilmu kesehatan. Melani sangat depresi, malu, dan tidak percaya diri lagi karena pernyataan orang-orang disekitarnya yang menganggap dia adalah seorang dokter yang tidak professional. Melani masih tidak dapat menerima kondisi anaknya. Ketika Summer berumur satu bulan, depresi Melanie menjadi begitu parah sehingga ia berhenti makan dan minum dan tidak bisa lagi menelan. Dia mulai memiliki pikiran paranoid tentang orang lain - dia berpikir bahwa tetangganya di seberang jalan semua membicarakannya karena mereka pikir dia adalah ibu yang buruk. Dia menjadi kurus dan merasa ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang dokter. Lalu, ia mulai mencari cara untuk mengakhiri hidupnya. Melanie dirawat di rumah sakit tiga kali dalam tujuh minggu. Dia diberi empat kombinasi anti-psikotik, anti-kecemasan, dan obat anti-depresan. Namun keluarganya sudah dapat menerima kondisi anak Melani, walaupun Melani sebagai ibunya sendiri belum dapat menerima kondisi anaknya.  





B.     PENANGANAN
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Anak yang mengalam sindrom down umumnya mengalami kelemahan otot, mulut yang terbuka, lidah yang terjulur, ukuran telinga yang abnormal, gangguan pendengaran, mengalami gangguan penglihatan, dan sebagainya. Intervensi dini yang kita lakukan adalah jika anak tersebut misalnya: mengalami gangguan pendengaran, dapat melakukan pemeriksaan telinga sejak awal kehidupan dilakukan test pendengaran secara berkala, atau jika anak mengalami kelainan mata dapat dilakukan pemeriksaan yang rutin ke dokter mata. Memberikan lingkungan yang baik bagi anak, memberikan aktivitas motorik kasar dan halus dengan bermain dengan teman sebayanya, dan peran orang tua sangat dibutuhkan. Dari kasus ini, ibu Melani harus diberi banyak dukungan dan pengertian dari orang-orang terdekatnya seperti suami, keluarga, maupun orang-orang disekitarnya, bahwa kelalaian adalah manusiawi. Sebagai sesama tenaga kesehatan kita sebagai bidan harus saling menguatkan dengan memberi penyuluhan tentang penyakit-penyakit yang dapat terjadi di saat masa kehamilan sampai masa nifas, memberi tahu disekitar lingkungan masyarakat ibu Melani tentang sebenarnya down sindrom itu sendiri tidak diketahui selama kehamilan, maka sepenuhnya hal ini tidak harus menjadi beban psikis bagi ibu, karena memang bukan kesalahannya.. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri dokter Melani, kita bisa membantu dia dengan memberikan konseling dan membantu memantau perkembangan anaknya dan tentunya memberi semangat pada dokter Melani untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter tanpa terus-terusan menyalahkan diri sendiri.  

KESIMPULAN
o Gangguan psikologis masa nifas yaitu dimana ibu nifas usdah mampu menyesuiakan diri dengan perubah-perubahan yang terjadi setelah melahirkan. Gangguan psikologis pada masa nifas terbagi menjadi : post partum blues, depresi postpartum, dan psikosis post partum.
o Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post partum,post partum blues, post partum psikosa.
o Post partum blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efelk ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
 o Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkn sampai satu tahun kedepan
 o Psikosis post partum adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam enam minggu setelah melahirkan.
o Setiap jenis gangguan psikologis pada ibu nifas memiliki penanganan yang berbeda pula disesuaikan dengan keadaan yang dialami oleh ibu nifas.
 o Gangguan psikologis bila tidak ditangani secara tepat maka akan membahayakan kondisi ibu dan bayinya.

SARAN
 Saran Diharapkan pada kasus ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
  

BAB IV
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Proses adapatasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,menjelang proses kehamilan maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah
Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan post partum psikosa.Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
Depresi post partum adalah tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu bru akan merasa benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban terhadap tangung jawab terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan perasaan itu.Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu.
Psikologi pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-kira 3-4 minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab organic maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.



B.  Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalaM menangani gangguan – gangguan psikologis pada ibu dalam masa nifas

DAFTAR PUSTAKA

http://vitachuaby.blogspot.com/2011/02/makalah-nifas.html
http://merpatigosong.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://upeeknouvelz.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-kebersihan-diri-masa-nifas.ht
http://asuhankebidanan.net/2011/asuhan-kebidanan-ibu-postpartum-di-rumah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar