GANGGUAN PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS
PSIKOLOGI KEBIDANAN
DOSEN PENGAMPU :SetyoMahanani SST
DISUSUN OLEH KELOMPOK V
NOVIANTY LOMO (14150047)
NURUL FADILAH (14150068)
VIAN FITRI RIWAYATI (14150064)
EVA
NURDIANA (14150060)
INDRAWATI (14150053)
PENA (14150073)
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDY D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Setelah
persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan
alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42
hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.(Ilmui kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana, Manuaba, hal 195).
Masa
nifas akan menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan pada organ reproduksi.
Begitupun halnya dengan kondisi kejiwaan ( psikologis ) ibu, juga mengalami
perubahan. Dari yang semula belum memiliki anak, kemudian lahirlah seorang bayi
mungil nan lucu yang kini mendampingi ibu. Menjadi orangtua merupakan suatu
krisis tersendiri dan ibu harus mampu melewati masa transisi. Secara psikologi,
seorang ibu akan mengalami gejala – gejala psikiatrik setelah melahirkan.
Masa
nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan
fisiologis,yaitu:
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3. Laktasi/pengeluaran ASI
4. Perubahan psiikis
Dalam
masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat
genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.(Ilmu Kebidanan, Sarwono,
hal.237).
B. RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah:
1. Apa pengertian dari masa nifas ?
2. Apa saja klasifikasi pada masa nifas ?
3. Sebutkan perubahan psikologi yang
terjadi pada masa nifas ?
4. Sebutkan kunjungan pada masa nifas ?
5. Bagaimana peran dan tanggungjawab bidan
pada masa nifas?
6. Apa
gangguan psikologis masa nifas ?
7. Bagaimana penangan gangguan psikologi
pada masa nifas ?
C. TUJUAN
Dari
rumusan diatas maka dapat disimpulan tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari masa nifas
2. Mengetahui
klasifikasi pada masa nifas
3. Mengetahui perubahan pskologis pada
masa nifas
4. Mengetahui
kunjungan pada masa nifas
5. Mengetahui
peran dan tanggungjawab bidan pada masa nifas
6. Mengetahuigangguan
psikologis masa nifas
7. Mengetahui
penangan gangguan psikologi pada masa nifas
D. Metode
pembahasan
Metode
penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode kepustakaan dengan
mengambil dari buku-buku sumber dan referensi dari buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MASA NIFAS
Nifas adalah masa dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula
sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa nifas ini yaitu
± 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa
nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya
pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)
B. KLASIFIKASI
MASA NIFAS
Nifas
dapat dibagi kedalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan
menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau
sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
C. PERUBAHAN
PSIKOLOGIS PADA MASA NIFAS
Dalam
menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut :
1. Fase taking in
Merupakan
periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu
fokus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses
persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi
pasif terhadap lingkungannya.
2. Fase taking hold
Periode
yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang
baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
timbul percaya diri.
3. Fase letting go
fase
menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah
meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya keadaan ini disebut baby blues.
D. KUNJUNGAN
PADA MASA NIFAS
Kunjungan
masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I (6- 8 jam setelah persalinan)
Tujuannya
:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d.
Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi
2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuannya:
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal
: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi
atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,
minuman dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan
memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari– hari.
3.
Kunjungan III (2 minggu setelah
persalinan)
Tujuannya :
a. Mengevaluasi perjalanan postpartum,
kesejahteraan ibu dan bayi
b. Mengevaluasi kemajuan psikologis ibu
terhadap peran baru dan pengalaman persalinan
c. Eratkan hubungan saling percaya dan
konseling sesuai kebutuhan
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuannya
a.
Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami
b.
Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998)
E. PERAN
DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
Bidan memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab
bidan dalam masa nifas antara lain:
1.
Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa
nifas
2.
Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan perencanaan program
kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu
dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda
bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
7.
Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
priode nifas.
8. Memberikan asuhan kebidanan secara
professional.
F. GANGGUAN
PSIKOLOGI PADA MASA NIFAS
1.
Post Partum Blues
Merupakan
kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara
waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi atau
Gangguan efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering tampak dalam minggu
pertama setelah persalinan.
1)
Faktyor Penyebab
a. Faktor Hormonal, Berupa perubahan kadar
estrogen, progesteron, prolaktin,dan estriol yang yang terlalu rendah.
b. Faktor Usia.
c.
Pengalam dalam pross kehamilan dan persalinan.
d. Adanya perasaan belum siap menghadapi
lahirnya bayi.
e.
Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan,
status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, sosial ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial lingkungannya.
2)
Gejala
Reaksi
depresi/sedih, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan,
cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
3)
Pencegahan
a. Beristirahat ketika bayi tidur
b. Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan
peran baru sebagai ibu
c. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
d.
Bicarakan rasa cemas dan komunikasikanbersikap fleksibel dan bergabung dengan
kelompok ibu-ibu baru
4) Penanganan
a. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.
b.
Dengan dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan
dengan masa nifas cara peningkatan support
c.
meningkatkan support mental atau dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan
psikologis yang berhubungan dengan masa nifas.
2. Depresi Post partum
Depresi
berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari.
1) Faktor Penyebab
a. Faktor konstitusional
Gangguan
post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang meliputi riwayat hamil
sampai bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari kehamilan dan
persalinan sebelumnya.
b. Faktor fisik
Terjadi
karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang terkait dengan terjadinya
depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
c. Faktor psikologi
Paralihan
yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir kehamilan menjadi dua
individu. Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada penyesuaian psikologis
individu.
2) Gejala
a.
Kelelahan dan perubahan mood
b.
Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
c.
Tidak mau berhubungan dengan orang lain
d.
Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya
sendiri.
3) Penanganan
Untuk
mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus
memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila
terlihat sedang sedih, dan sarankan pada
ibu untuk:
a. beristirahat dengan baik
b. berolahraga yang ringan
c. berbagi cerita dengan orang lain
d. bersikap fleksible
e. bergabung dengan orang-oarang baru
f. sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga
medis
BAB III
KASUS DAN PENANGANAN
GANGGUAN PIKOLOGIS PADA MASA NIFAS
A. KASUS
GANGGUAN PSIKOLOGISPADA MASA NIFAS
Ketika Melanie Stove menjadi hamil, dia
memiliki segalanya. Dia adalah seorang dokter sukses bahagia menikah dengan
manajer penjualan farmasi. Dia memiliki keluarga yang mendukung. Dia adalah
seorang wanita hamil berseri-seri, ingin memiliki anak dan memulai kehidupan
barunya sebagai seorang ibu. Pada tanggal 23 Februari 2001, Summer Moose lahir
dengan keadaan tidak normal, yaitu cacat Down Syndrom yang baru diketahui
setelah melahirkan. Tapi ibu Melanie, Carol, menyadari ada sesuatu yang tidak
beres dengan putrinya. Melanie, seperti tidak mau menerima keberadaan bayinya.
Melani meyakinkan dirinya bahwa bayinya seharusnya lahir dengan keadaan atau
kondisi yang normal karena dia adalah seorang tenaga kesehatan yang seharusnya
tahu bagaimana cara merawat kehamilannya. Melani mengalami masalah psikis atau
mental yaitu tekanan yang mendalam pada kenyataannya bahwa dia adalah seorang
dokter yang lalai menerapkan ilmu kesehatan. Melani sangat depresi, malu, dan
tidak percaya diri lagi karena pernyataan orang-orang disekitarnya yang
menganggap dia adalah seorang dokter yang tidak professional. Melani masih
tidak dapat menerima kondisi anaknya. Ketika Summer berumur satu bulan, depresi
Melanie menjadi begitu parah sehingga ia berhenti makan dan minum dan tidak
bisa lagi menelan. Dia mulai memiliki pikiran paranoid tentang orang lain - dia
berpikir bahwa tetangganya di seberang jalan semua membicarakannya karena
mereka pikir dia adalah ibu yang buruk. Dia menjadi kurus dan merasa ingin
berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang dokter. Lalu, ia mulai mencari cara
untuk mengakhiri hidupnya. Melanie dirawat di rumah sakit tiga kali dalam tujuh
minggu. Dia diberi empat kombinasi anti-psikotik, anti-kecemasan, dan obat
anti-depresan. Namun keluarganya sudah dapat menerima kondisi anak Melani,
walaupun Melani sebagai ibunya sendiri belum dapat menerima kondisi anaknya.
B. PENANGANAN
Anak dengan Sindrom Down adalah individu
yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan terbatas, yang
terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Anak yang mengalam
sindrom down umumnya mengalami kelemahan otot, mulut yang terbuka, lidah yang
terjulur, ukuran telinga yang abnormal, gangguan pendengaran, mengalami
gangguan penglihatan, dan sebagainya. Intervensi dini yang kita lakukan adalah
jika anak tersebut misalnya: mengalami gangguan pendengaran, dapat melakukan
pemeriksaan telinga sejak awal kehidupan dilakukan test pendengaran secara
berkala, atau jika anak mengalami kelainan mata dapat dilakukan pemeriksaan
yang rutin ke dokter mata. Memberikan lingkungan yang baik bagi anak,
memberikan aktivitas motorik kasar dan halus dengan bermain dengan teman
sebayanya, dan peran orang tua sangat dibutuhkan. Dari kasus ini, ibu Melani
harus diberi banyak dukungan dan pengertian dari orang-orang terdekatnya
seperti suami, keluarga, maupun orang-orang disekitarnya, bahwa kelalaian
adalah manusiawi. Sebagai sesama tenaga kesehatan kita sebagai bidan harus
saling menguatkan dengan memberi penyuluhan tentang penyakit-penyakit yang
dapat terjadi di saat masa kehamilan sampai masa nifas, memberi tahu disekitar
lingkungan masyarakat ibu Melani tentang sebenarnya down sindrom itu sendiri
tidak diketahui selama kehamilan, maka sepenuhnya hal ini tidak harus menjadi
beban psikis bagi ibu, karena memang bukan kesalahannya.. Untuk menumbuhkan
rasa percaya diri dokter Melani, kita bisa membantu dia dengan memberikan
konseling dan membantu memantau perkembangan anaknya dan tentunya memberi
semangat pada dokter Melani untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter tanpa
terus-terusan menyalahkan diri sendiri.
KESIMPULAN
o
Gangguan psikologis masa nifas yaitu dimana ibu nifas usdah mampu menyesuiakan
diri dengan perubah-perubahan yang terjadi setelah melahirkan. Gangguan
psikologis pada masa nifas terbagi menjadi : post partum blues, depresi
postpartum, dan psikosis post partum.
o
Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post partum,post partum blues,
post partum psikosa.
o
Post partum blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby
blues dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efelk ringan yang sering tampak
dalam minggu pertama setelah persalinan.
o Depresi post partum adalah depresi berat
yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat
terjadi kapanpun bahkn sampai satu tahun kedepan
o Psikosis post partum adalah depresi yang
terjadi pada minggu pertama dalam enam minggu setelah melahirkan.
o
Setiap jenis gangguan psikologis pada ibu nifas memiliki penanganan yang
berbeda pula disesuaikan dengan keadaan yang dialami oleh ibu nifas.
o Gangguan psikologis bila tidak ditangani
secara tepat maka akan membahayakan kondisi ibu dan bayinya.
SARAN
Saran Diharapkan pada kasus ini dapat menambah
pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses
adapatasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,menjelang proses kehamilan
maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat
bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas
merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai
bertambah
Gangguan
psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan
post partum psikosa.Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity
blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan
yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
Depresi
post partum adalah tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu bru akan
merasa benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh
beban terhadap tangung jawab terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan
apapuan untuk menghilangakan perasaan itu.Depresi post partum dapat berlangsung
selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau
lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu
memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu.
Psikologi
pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan waham,
halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi
kira-kira 3-4 minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius,
yang timbul akibat penyebab organic maupun emosional ( fungsional ) dan
menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu,
sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
B. Saran
a.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan
kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan
dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
education dalaM menangani gangguan – gangguan psikologis pada ibu dalam masa
nifas
http://vitachuaby.blogspot.com/2011/02/makalah-nifas.html
http://merpatigosong.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://upeeknouvelz.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-kebersihan-diri-masa-nifas.ht
http://asuhankebidanan.net/2011/asuhan-kebidanan-ibu-postpartum-di-rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar