KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN
A. Pendahuluan
Tujuan
utama asuhan antenatal (perawatan semasa kehamilan) adalah untuk memfasilitas
hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina
hubungan saling percaya antara ibu dan anak, mendeteksi komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan.
B. Sejarah
asuhan kehamilan
di
masa sekarang, pada saat ini angka kematian ibu di indonesia masih terbilang
sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut survei demografi kesehatan
indonesia (SDKI) dari tahun 1994, 1997, sampai 2000 adalah 390/100.000
kelahiran hidup, 334/100.000 kelahiran hidup dan 307/ 100.000 kelahiran hidup.
Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklamsi, partus
lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian
ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut survei kesehatan rumah tangga (1995),
kekurangan energi protein (KEP) dan kekurangan energi kalori, sebanyak 4,8%
menurut sensus tahun 2000.
Angka
kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan
suatu bangsa, o;eh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam peaksanaan
program kesehatan sangat di butuhkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga
apa yang menjadi tujuan bisa tercapai. Sebagai salah satu sumber daya manusia,
bidan kesehatn merupakan ujung tombak
atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan
perempuan sebagai sasaran program. Dengan peranan yang cukup besar ini, sangat
penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui
pemahaman mengenai asuhan kebidanan, mulai dari perempuan hamil sampai nifas
serta kesehatn bayi.
C. Filosofi
asuhan kehamilan
1. Proses
kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu di yakini
oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga dalam memberikan asuhan kepada
pasien, pendekatan yang di lakukan cendrung dalam bentuk pelayanan promotif.
Realisasi yang paling mudah di laksanakan adalah pelaksanaan komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai
pemanatauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama
hamil.
2. Proses
ini merupakan pembedayaan perempuan dan keluarga dalam melaksanakan asuhan.
Salah satu upaya yang di lakukan bidan dalam memberikan asuhan adalah
pemantauan kesehatan pada ibu hamil. Dalam melaksanakan pemantauan ini, bidan
tidak akan mungkin bekerja sendiri, melainkan membutuhkan bantuan pihak lain,
dalam hal ini adalah pasien beserta keluarganya. Ini bertujuan agar pasien dan
keluarga ikut bertanggung jawab atas kesehatannya sehingga jika terjadi
gangguan dan di butuhkan tindakan, pasien dan keluarga dapat berperan aktif
dalam pengambilan keputusan.
3. Adanya
otonomi klien dalam pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaan asuhan, bidan
sering di hadapkan pada suatu situasi yang membuatnya harus mengambil langkah
terbaik untuk pasien, dalam penentuan keputusan ini, pasien dan keluarganya
sebaiknya di berikan otonomi atau kemandirian. Hal ini akan mempunyai dampak
positif bagi pasien dan keluarganya. Pertama, mereka akan lebih merasa
bertanggung jawab terhadap peningkatan kesehatannya. Kedua, mereka akan lebih
siap dengan segala konsekuensi yang mungkin muncul dengan keputusannya, dan
ketiga, mereka akan lebih puas dengan hasil yang di capai sehingga memudahkan
bidan dalam memantau perkembangan kesehatan pasien karena secara tidak langsung
mereka juga berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kesehatan kehamilannya
hari demi hari sehingga akan dengan cepat datang ke pasilitas kesehatan jika
terjadi sesuatu dengan kehamilannya.
Dalam proses pengambilan keputusan
mengenai tindakan untuk kesehatan pasien, bidan mempunyai peran dan tanggung
jawab untuk memberi informasi yang dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan
pasien.
4. Tidak
memberikan asuhan yang dapat menimbulkan penderitaan. Filosofi ini mengacu pada
konsep asuhan sayang ibu. Dalam pelaksanaan asuhan, posisi pasien bukan sebagai
objek bagi bidan, melainkan seseorang yang datang dengan kebutuhannya dan
menempatkan bidan sebagai orang yang di anggap kompeten dan dapat di percaya
untuk mengatasi permasalahan dan kebutuhannya, dengan fakta ini sangat tidak
bijaksanan jika bidan dalam memberikan asuhan justru menimbulkan penderitaan
bagi pasien, timbulnya penderitaan dalam konteks ini bukan hanya sesuatu yang
berhubungan dengan fisik saja tetapi juga termasuk yang berhubungan dengan
psikologis pasien dan keluarganya.
5. Pemberian
asuhan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan klien. Pada saat
memberikan asuhan, bidan memberikan pengkajian pada pasien yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien sesuai dengan usia kehamilannya.
Seluruh rangkaian tahap asuhan dapat di pertanggungjawabkan baik kepada pihak
pasien maupun kepada rofesi.
D. Sejarah
asuhan kehamilan
di
masa sekarang, pada saat ini angka kematian ibu di indonesia masih terbilang
sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut survei demografi kesehatan
indonesia (SDKI) dari tahun 1994, 1997, sampai 2000 adalah 390/100.000
kelahiran hidup, 334/100.000 kelahiran hidup dan 307/ 100.000 kelahiran hidup.
Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklamsi, partus
lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian
ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut survei kesehatan rumah tangga (1995),
kekurangan energi protein (KEP) dan kekurangan energi kalori, sebanyak 4,8%
menurut sensus tahun 2000.
Angka
kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan
suatu bangsa, o;eh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam peaksanaan
program kesehatan sangat di butuhkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga
apa yang menjadi tujuan bisa tercapai. Sebagai salah satu sumber daya manusia,
bidan kesehatn merupakan ujung tombak
atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan
perempuan sebagai sasaran program. Dengan peranan yang cukup besar ini, sangat
penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui
pemahaman mengenai asuhan kebidanan, mulai dari perempuan hamil sampai nifas
serta kesehatn bayi.
E. Lingkup
asuhan kehamilan
1. Keterampilan
dasar
a. Mengumpulkan
data riwayat kesehatan;
b. Melakukan
pemeriksaan fisik;
c. Menilai
keadaan janin;
d. Menghitung
usia kehamilan;
e. Mengkaji
status nutrisi;
f. Menkaji
kenaikan berat badan;
g. Memberikan
penyuluhan;
h. Penatalaksanaan
pada anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen, dan
pre-eklamsi ringan;
i.
Memberikan imunisasi.
2. Keterampilan
tambahan
a. Menggunakan
doppler;
b. Memberikan
pengobatan;
c. Melaksanakan
long life skill (LSS) dalam manajemen
pascaabosi.
GAMBARAN UMUM TENTANG KEHAMILAN
A. Terjadinya
kehamilan
Bagaimana
wanita bisa hamil? Kehamilan terjadi karena ada pertemuan sperma dan sel telur
di dalam tuba falopi yang kemudian tertanam di dalam uterus. Untuk memahami dan
bisa membayangkan proses ini, sebaiknya kita meahami bagian-bagian alat
reproduksi wanita dan pria beserta fungsinya masing-masing.
Gambar 2.1 organ reproduksi wanita
Keterangan
gambar:
·
Vagina: lorong
sepanjang kurang lebih 8 cm yang bermula dari cervix lalu turun ke bawah dan
keluar di antara dua kaki. Merupakan jaringan yang sangat elastis sehingga
dapat di lalui kepala bayi pada waktu persalinan.
·
Cervix: merupakan pintu
masuk menuju ke dalam uterus (rahim). Normalnya selalu dalam keadaan
tertutupdan hanya ada celah kecil untuk jalan keluarnya darah menstruasi atau
masuknya sperma.
·
Ovarium (kandung
telur): tempat produksi sel telur (ovum). Terdapat dua buah yang terletak di
sisi kanan & kiri. Ukurannya sebesar biji almond.
·
Tuba falopi (indung
telur): saluran yang menghubungkan ovarium menuju uterus uterus (rahim).
·
Uterus (rahim): tempat
bayi berkembang. Ukurannya sebesar buah pear ukuran kecil.
Gambar 2.2 organ reproduksi pria
Keterangan
gambar:
·
Testis: tempat
memproduksi sperma, terdapat 2 buah.
·
Penis: jaringan seperti
sponge yang bisa ereksi jika terisi oleh darah.
·
Uretra: saluran kecil
yang bermula dari kandung kemih, melewati kelenjar prostat, lalu keluar melalui
penis. Merupakan saluran keluarnya air seni dan sperma.
·
Vas deferen: saluran
kecil untuk mengalirkan sperma dari testis menuju uretra.
·
Prostat: suatu kelenjar
yang berfungsi memberi tambahan cairan pada sperma.
·
Scrotum: kantong tempat
menyimpan testis.
Dalam
proses bertemunya spera dan sel telur, sperma yang masuk ke dalam vagina akan
naik dan bertemu dengan sel telur dalam saluran tuba falopi. Pertemuan ini
hanya mungkin terjadi jika seorang wanita sedang dalam masa subur.
Masa
subur adalah saat di keluarkannya sel telur dari ovarium yang jumlahnya hanya
satu atau 2 buah (umumnya hanya satu). Kejadian ini hanya berlangsung sekali
dalam satu bulan , yakni pada kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan
datang. Umur dari sel telur sendiri kurang lebih hanya 24 jam. Dengan demikian,
masa subur seorang wanita sebenarnya sangat pendek. Jika pada saat itu tidak
terjadi pertemuan dengan sel sperma, harus menunggu bulan berikutnya untuk
menghasilkan sel telur yang baru.
Jika
pada pertemuan rata-rata hanya satu buah sel telur yang di keluarkan setiap
bulannya, pada laki-laki terjadi sebalikya. Setiap ejakulasi, laki-laki akan
mengeluarkan sperma lebih dari 20 juta. Ajaibnya, hanya di perlukan satu sperma
untuk membuahi sel telur. Sperma yang lain akan mati. Umur sperma pun hanya
mencapai 24-48 jam setelah di keluarkan.
Agar
sel sperma dapat bersatu dengan sel telur dan terjadi pembuahan, maka sel
sperma dan sel telur itu harus sehat dan normal. Definisi sperma normal di
antaranya dapat di lihat dari bentuknya, mulai dari kepala, leher, sampai ekor
sperma. Sementara itu sel telur yang normal adalah sel telur yang matang (cukup
umur). Secara kasar, sel telur normal dapat di nilai dari siklus menstruasinya.
Jika siklus menstruasinya normal dan teratur, kemungkinan sel telurnya juga
normal.
Setelah
sperma dan sel telur bertemu kedua sel
akan melebur (terjadi pembuahan) menjadi zigot. Selanjutnya, zigot berkembang
menjadi blastosit dan menempel (implantasi) di dalam rahim. Setidaknya di
perlukan waktu 6-8 hari sejak sperma dan sel telur bertemu hingga tertanam di
dalam rahim. Fase sejak bertemunya sel telur dan sel sperma hingga kehamilan
umur 9 minggu di sebut fase embrio. Selanjutnya, calon manusia tersebut di
sebut janin.
Berikut
perjalanan dan perkembangan zigot dari saluran tuba falopi menuju rahim.
a. Hari
ke-1
Setelah bertemu, inti sel sperma dari bapak dan inti
sel telur dari ibu akan melebur menjadi zigot. Dalam waktu 12 jam, sel akan
membelah diri menjadi ganda.
b. Hari
ke-2 hingga ke-5
Setiap 12 jam berikutnya sel akanmembelah diri lagi
sehingga jumlahnya menjadi banyak. Pada fase ini sel di sebut morula.
c. Hari
ke-5 hingga ke-6
Sel morula ini akan terus brgerak menyusuri tuba ke
arah rahim. Selama perjalanan, sel morula terus membelah menjadi banyak sel,
dan sekarang di namakan blastosit. Fase blastosit ini sudah di akhir saluran
tuba falopi. Jika sel ini berhenti dan menempel sebelum sampai ke dalam rahim,
di namakan kehamilan di luar kehamilan. Sel ini tidak akan bisa berkembang
menjadi janin dan justru akan membahayakan kesejahteraan ibu.
d. Hari
ke-6 hingga ke-7
Sel blastosit sekarang sudah berada di dalam rahim
dan siap untuk menempel. Tempat yang sering di pilih adalah daerah di atas
belakang rahim. Setelah tertanam, sel ini akan memberi sinyal ke ibu bahwa
sekarang saatnya untuk berkembang.
B. Konsepsi,
fertilisasi, dan implantasi
1. Konsepsi
Adalah pertemuan antara ovum matang
dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat
terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu sbb:
a. Senggama
harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium
wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria
harus mengeluarkan spermayang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak
ada barrier atau hambatan yang
mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi
ovum.
Agar
terjadi kehamilan sebaiknya senggama di lakukan sebelum tepat di hari wanita
ovulasi, karena sperma akan hidu sampai 3 hari di dalam vagina, sedangkan ovum
hanya bertahan 12-24 jam setelah di keluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan
wanita mengalami ovulasi dapat di kenali melalui bentuk cairan vagina yng
keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka kemungkinan besar wanita
dalam keadaan subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan
berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain mengamati karakter
cairan vagina, ovulasi dapat juga di produksi melalui penghitungan siklus
menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12 sampai ke-14 siklus
mentruasi, namun cara ini kurang dapat di gunakan pada wanita dengan siklus
menstruasi yang tidak teratur.
Di
perkirakan ada 300 juta sperma yang di keluarkan saat ejakulasi dan yang dapat
ditampung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa
ribu saja yang dapat mencapai tuba falopi. Lingkungan vagina yang asam dan
adanya daya fagosit dari uterus membuat
sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertahan hidup, yang akhirnya
dikeluarkan lagi melalui vagina.
2. Fertilisasi
Merupakan lanjutan dari proses
konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma dengan
ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga
menjadi buah kehamilan. Gamabaran proses dari konsepsi sampai dengan
fertilisasi adalah sbb:
Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai
dengan fertilisasi.
a. Sperma
memasuki vagina
Sperma di ejakulasikan di korniks vagina saat
koitus, menujun ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b. Proses
kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih
kuat untuk mencapai ampula tuba.
c. Reaksi
akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan oosit/ovum.
d. Sperma
memasuki zona pellusida dan carona radiata
Zat yang di keluarkan melalui reaksi akromosom agar
mengencerkan carona radiata dan zona pellusida.
e. Reaksi
granula kortikal
Granula kortikal merupakan sel-sel granulose yang
berada di sekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk ke
dalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk
f. Fertilisasi
·
Kepla sperma membesar
dan inti sel sperma membentuk pronukleus
pria.
·
Inti sel ovum membentuk
pronukleus wanita.
·
Kedua pronukleus
berfusi. Dalam hal ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot
yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam
setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah
pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan
dengan lancar dan akhirnya dalam waktu tiga hari akan terbentuk suatu kelompok sel-sel
yang sama besarnya, di sebut morulla.
3. Implantasi (nidasi)
Nidasi adalah masuk nya tertanam
nya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu
simpai, disebut trofoblast, yang mampu mneghancurkan atau mencairkan jaringan.
Ketikia blastula mencapai rongga rahim, jaringan endomatrium berada dalam fase
sekresi. Jaringan endomatrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah
kehamilan.
Blastula dengan bagian yang berisi
massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua,
menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebab nya kadang-kadang pada
saat nidasi terjadi sedikit pendarahan akibat luka desidua yang disebut dengan
tanda hartman. Umum nya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri.
Bila nedasi telah terjadi,
dimulailah diferensiasi sel-sel blastula . sel-sel lebih kecil yang terletak
dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang
lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Terbentuklah suatu
lempeng embrional di antara amnion dan yolk sac.
Sel-sel trofoblast mesodermal yang
ditumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast, sehingga
terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblast
tumbuh menjadi 2 lapisan, yaitu sititrofoblast (sebelah dalam) dan
sinsiotrofoblast (sebelah luar).
Vili korialis yang berhubungan
dengan desidua tumbuh bercabang-cabang dan disebut sebagai korion frondosum,
sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang
mendapat makanan sehingga akhir nya menghilang. Dalam peringkat nidasi
trofoblast hormon human chorionic gonadotropin (HCG).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar