SpongeBob SquarePants

Senin, 01 Juni 2015

KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN
A.    Pendahuluan
Tujuan utama asuhan antenatal (perawatan semasa kehamilan) adalah untuk memfasilitas hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya antara ibu dan anak, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan.

B.     Sejarah asuhan kehamilan
di masa sekarang, pada saat ini angka kematian ibu di indonesia masih terbilang sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) dari tahun 1994, 1997, sampai 2000 adalah 390/100.000 kelahiran hidup, 334/100.000 kelahiran hidup dan 307/ 100.000 kelahiran hidup. Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklamsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut survei kesehatan rumah tangga (1995), kekurangan energi protein (KEP) dan kekurangan energi kalori, sebanyak 4,8% menurut sensus tahun 2000.
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, o;eh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam peaksanaan program kesehatan sangat di butuhkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga apa yang menjadi tujuan bisa tercapai. Sebagai salah satu sumber daya manusia, bidan kesehatn merupakan  ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan perempuan sebagai sasaran program. Dengan peranan yang cukup besar ini, sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan, mulai dari perempuan hamil sampai nifas serta kesehatn bayi.



C.     Filosofi asuhan kehamilan
1.      Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu di yakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga dalam memberikan asuhan kepada pasien, pendekatan yang di lakukan cendrung dalam bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah di laksanakan adalah pelaksanaan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai pemanatauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil.
2.      Proses ini merupakan pembedayaan perempuan dan keluarga dalam melaksanakan asuhan. Salah satu upaya yang di lakukan bidan dalam memberikan asuhan adalah pemantauan kesehatan pada ibu hamil. Dalam melaksanakan pemantauan ini, bidan tidak akan mungkin bekerja sendiri, melainkan membutuhkan bantuan pihak lain, dalam hal ini adalah pasien beserta keluarganya. Ini bertujuan agar pasien dan keluarga ikut bertanggung jawab atas kesehatannya sehingga jika terjadi gangguan dan di butuhkan tindakan, pasien dan keluarga dapat berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
3.      Adanya otonomi klien dalam pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaan asuhan, bidan sering di hadapkan pada suatu situasi yang membuatnya harus mengambil langkah terbaik untuk pasien, dalam penentuan keputusan ini, pasien dan keluarganya sebaiknya di berikan otonomi atau kemandirian. Hal ini akan mempunyai dampak positif bagi pasien dan keluarganya. Pertama, mereka akan lebih merasa bertanggung jawab terhadap peningkatan kesehatannya. Kedua, mereka akan lebih siap dengan segala konsekuensi yang mungkin muncul dengan keputusannya, dan ketiga, mereka akan lebih puas dengan hasil yang di capai sehingga memudahkan bidan dalam memantau perkembangan kesehatan pasien karena secara tidak langsung mereka juga berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kesehatan kehamilannya hari demi hari sehingga akan dengan cepat datang ke pasilitas kesehatan jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya.
Dalam proses pengambilan keputusan mengenai tindakan untuk kesehatan pasien, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk memberi informasi yang dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan pasien.
4.      Tidak memberikan asuhan yang dapat menimbulkan penderitaan. Filosofi ini mengacu pada konsep asuhan sayang ibu. Dalam pelaksanaan asuhan, posisi pasien bukan sebagai objek bagi bidan, melainkan seseorang yang datang dengan kebutuhannya dan menempatkan bidan sebagai orang yang di anggap kompeten dan dapat di percaya untuk mengatasi permasalahan dan kebutuhannya, dengan fakta ini sangat tidak bijaksanan jika bidan dalam memberikan asuhan justru menimbulkan penderitaan bagi pasien, timbulnya penderitaan dalam konteks ini bukan hanya sesuatu yang berhubungan dengan fisik saja tetapi juga termasuk yang berhubungan dengan psikologis pasien dan keluarganya.
5.      Pemberian asuhan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan klien. Pada saat memberikan asuhan, bidan memberikan pengkajian pada pasien yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien sesuai dengan usia kehamilannya. Seluruh rangkaian tahap asuhan dapat di pertanggungjawabkan baik kepada pihak pasien maupun kepada rofesi.


D.    Sejarah asuhan kehamilan
di masa sekarang, pada saat ini angka kematian ibu di indonesia masih terbilang sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) dari tahun 1994, 1997, sampai 2000 adalah 390/100.000 kelahiran hidup, 334/100.000 kelahiran hidup dan 307/ 100.000 kelahiran hidup. Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklamsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut survei kesehatan rumah tangga (1995), kekurangan energi protein (KEP) dan kekurangan energi kalori, sebanyak 4,8% menurut sensus tahun 2000.
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, o;eh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam peaksanaan program kesehatan sangat di butuhkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga apa yang menjadi tujuan bisa tercapai. Sebagai salah satu sumber daya manusia, bidan kesehatn merupakan  ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan perempuan sebagai sasaran program. Dengan peranan yang cukup besar ini, sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan, mulai dari perempuan hamil sampai nifas serta kesehatn bayi.

E.     Lingkup asuhan kehamilan
1.      Keterampilan dasar
a.       Mengumpulkan data riwayat kesehatan;
b.      Melakukan pemeriksaan fisik;
c.       Menilai keadaan janin;
d.      Menghitung usia kehamilan;
e.       Mengkaji status nutrisi;
f.       Menkaji kenaikan berat badan;
g.      Memberikan penyuluhan;
h.      Penatalaksanaan pada anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen, dan pre-eklamsi ringan;
i.        Memberikan imunisasi.

2.      Keterampilan tambahan
a.       Menggunakan doppler;
b.      Memberikan pengobatan;
c.       Melaksanakan long life skill (LSS) dalam manajemen pascaabosi.


GAMBARAN UMUM TENTANG KEHAMILAN
A.    Terjadinya kehamilan
Bagaimana wanita bisa hamil? Kehamilan terjadi karena ada pertemuan sperma dan sel telur di dalam tuba falopi yang kemudian tertanam di dalam uterus. Untuk memahami dan bisa membayangkan proses ini, sebaiknya kita meahami bagian-bagian alat reproduksi wanita dan pria beserta fungsinya masing-masing.
Gambar 2.1 organ reproduksi wanita

Keterangan gambar:
·         Vagina: lorong sepanjang kurang lebih 8 cm yang bermula dari cervix lalu turun ke bawah dan keluar di antara dua kaki. Merupakan jaringan yang sangat elastis sehingga dapat di lalui kepala bayi pada waktu persalinan.
·         Cervix: merupakan pintu masuk menuju ke dalam uterus (rahim). Normalnya selalu dalam keadaan tertutupdan hanya ada celah kecil untuk jalan keluarnya darah menstruasi atau masuknya sperma.
·         Ovarium (kandung telur): tempat produksi sel telur (ovum). Terdapat dua buah yang terletak di sisi kanan & kiri. Ukurannya sebesar biji almond.
·         Tuba falopi (indung telur): saluran yang menghubungkan ovarium menuju uterus uterus (rahim).
·         Uterus (rahim): tempat bayi berkembang. Ukurannya sebesar buah pear ukuran kecil.

           






Gambar 2.2 organ reproduksi pria

Keterangan gambar:
·         Testis: tempat memproduksi sperma, terdapat 2 buah.
·         Penis: jaringan seperti sponge yang bisa ereksi jika terisi oleh darah.
·         Uretra: saluran kecil yang bermula dari kandung kemih, melewati kelenjar prostat, lalu keluar melalui penis. Merupakan saluran keluarnya air seni dan sperma.
·         Vas deferen: saluran kecil untuk mengalirkan sperma dari testis menuju uretra.
·         Prostat: suatu kelenjar yang berfungsi memberi tambahan cairan pada sperma.
·         Scrotum: kantong tempat menyimpan testis.

Dalam proses bertemunya spera dan sel telur, sperma yang masuk ke dalam vagina akan naik dan bertemu dengan sel telur dalam saluran tuba falopi. Pertemuan ini hanya mungkin terjadi jika seorang wanita sedang dalam masa subur.
Masa subur adalah saat di keluarkannya sel telur dari ovarium yang jumlahnya hanya satu atau 2 buah (umumnya hanya satu). Kejadian ini hanya berlangsung sekali dalam satu bulan , yakni pada kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang. Umur dari sel telur sendiri kurang lebih hanya 24 jam. Dengan demikian, masa subur seorang wanita sebenarnya sangat pendek. Jika pada saat itu tidak terjadi pertemuan dengan sel sperma, harus menunggu bulan berikutnya untuk menghasilkan sel telur yang baru.
Jika pada pertemuan rata-rata hanya satu buah sel telur yang di keluarkan setiap bulannya, pada laki-laki terjadi sebalikya. Setiap ejakulasi, laki-laki akan mengeluarkan sperma lebih dari 20 juta. Ajaibnya, hanya di perlukan satu sperma untuk membuahi sel telur. Sperma yang lain akan mati. Umur sperma pun hanya mencapai 24-48 jam setelah di keluarkan.
Agar sel sperma dapat bersatu dengan sel telur dan terjadi pembuahan, maka sel sperma dan sel telur itu harus sehat dan normal. Definisi sperma normal di antaranya dapat di lihat dari bentuknya, mulai dari kepala, leher, sampai ekor sperma. Sementara itu sel telur yang normal adalah sel telur yang matang (cukup umur). Secara kasar, sel telur normal dapat di nilai dari siklus menstruasinya. Jika siklus menstruasinya normal dan teratur, kemungkinan sel telurnya juga normal.
Setelah sperma dan sel telur bertemu  kedua sel akan melebur (terjadi pembuahan) menjadi zigot. Selanjutnya, zigot berkembang menjadi blastosit dan menempel (implantasi) di dalam rahim. Setidaknya di perlukan waktu 6-8 hari sejak sperma dan sel telur bertemu hingga tertanam di dalam rahim. Fase sejak bertemunya sel telur dan sel sperma hingga kehamilan umur 9 minggu di sebut fase embrio. Selanjutnya, calon manusia tersebut di sebut janin.
Berikut perjalanan dan perkembangan zigot dari saluran tuba falopi menuju rahim.
a.       Hari ke-1
Setelah bertemu, inti sel sperma dari bapak dan inti sel telur dari ibu akan melebur menjadi zigot. Dalam waktu 12 jam, sel akan membelah diri menjadi ganda.
b.      Hari ke-2 hingga ke-5
Setiap 12 jam berikutnya sel akanmembelah diri lagi sehingga jumlahnya menjadi banyak. Pada fase ini sel di sebut morula.
c.       Hari ke-5 hingga ke-6
Sel morula ini akan terus brgerak menyusuri tuba ke arah rahim. Selama perjalanan, sel morula terus membelah menjadi banyak sel, dan sekarang di namakan blastosit. Fase blastosit ini sudah di akhir saluran tuba falopi. Jika sel ini berhenti dan menempel sebelum sampai ke dalam rahim, di namakan kehamilan di luar kehamilan. Sel ini tidak akan bisa berkembang menjadi janin dan justru akan membahayakan kesejahteraan ibu.
d.      Hari ke-6 hingga ke-7
Sel blastosit sekarang sudah berada di dalam rahim dan siap untuk menempel. Tempat yang sering di pilih adalah daerah di atas belakang rahim. Setelah tertanam, sel ini akan memberi sinyal ke ibu bahwa sekarang saatnya untuk berkembang.

B.     Konsepsi, fertilisasi, dan implantasi
1.      Konsepsi
Adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu sbb:
a.       Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b.      Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c.       Pria harus mengeluarkan spermayang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d.      Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama di lakukan sebelum tepat di hari wanita ovulasi, karena sperma akan hidu sampai 3 hari di dalam vagina, sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah di keluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat di kenali melalui bentuk cairan vagina yng keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka kemungkinan besar wanita dalam keadaan subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi dapat juga di produksi melalui penghitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12 sampai ke-14 siklus mentruasi, namun cara ini kurang dapat di gunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Di perkirakan ada 300 juta sperma yang di keluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai tuba falopi. Lingkungan vagina yang asam dan adanya  daya fagosit dari uterus membuat sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertahan hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalui vagina.
2.      Fertilisasi
Merupakan lanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan. Gamabaran proses dari konsepsi sampai dengan fertilisasi adalah sbb:
Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.
a.       Sperma memasuki vagina
Sperma di ejakulasikan di korniks vagina saat koitus, menujun ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b.      Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai ampula tuba.
c.       Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan oosit/ovum.
d.      Sperma memasuki zona pellusida dan carona radiata
Zat yang di keluarkan melalui reaksi akromosom agar mengencerkan carona radiata dan zona pellusida.
e.       Reaksi granula kortikal
Granula kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada di sekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk ke dalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk
f.       Fertilisasi
·         Kepla sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
·         Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
·         Kedua pronukleus berfusi. Dalam hal ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu tiga hari akan terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya, di sebut morulla.

3.      Implantasi  (nidasi)
            Nidasi adalah masuk nya tertanam nya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast, yang mampu mneghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketikia blastula mencapai rongga rahim, jaringan endomatrium berada dalam fase sekresi. Jaringan endomatrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah kehamilan.
           Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebab nya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda hartman. Umum nya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
            Bila nedasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula . sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Terbentuklah suatu lempeng embrional di antara amnion dan yolk sac.
           Sel-sel trofoblast mesodermal yang ditumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast, sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblast tumbuh menjadi 2 lapisan, yaitu sititrofoblast (sebelah dalam) dan sinsiotrofoblast (sebelah luar).
           Vili korialis yang berhubungan dengan desidua tumbuh bercabang-cabang dan disebut sebagai korion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang mendapat makanan sehingga akhir nya menghilang. Dalam peringkat nidasi trofoblast hormon human chorionic gonadotropin (HCG).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar