TUGAS KONSEP KEBIDANAN
Dibuat
Oleh kelompok IV
Nama :
Novianty Lomo (14150047)
Seldi Nunuhitu (14150045)
Fitriya Rahmawati (14150066)
Pricilia Manik (14150067)
Emiliana Elmy (14150042)
Rosa Yunita (14150046)
Galuh Fitriani Efendi (14150088)
Eka
Magdalena (14150056)
Yulita
Basilia (14150091)
Kelas :A.11.2
Program Studi : D3-Kebidanan
Fakultas
Kesehatan
Universitas
Respati Yogyakarta
Laksada
Adisucipto KM.6,3 Depok, Sleman, Yogyakarta
I Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny.M 42 tahun di BPJ Bidan dengan pendekatan
Manajemen Kebidanan dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pendekatan
manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pendekatan
manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
c. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BAYI SEHAT dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
E. . Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada KB dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
didokumentasikan dalam dalam bentuk SOAP
II Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBLR, bayi sehat dan KB
2. Manfaat Praktis
a. Ibu
Hasil pengkajian ini dapat memberikan informasi bagi ibu mengenai
pentingnya pemeriksaan kehamilan, persalinan, BBLR, bayi sehat dan KB sebagai
deteksi dini terhadap terjadinya komplikasi.
b. Bidan
Dapat menjadi bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif baik
asuhan Antenatal, Intranatal maupunPostnatal.
c. Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk menambah bacaan di
perpustakaan yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa kebidanan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
III Lokasi Waktu
Asuhan
Kebidanan komprehensif dilakukan di BPS Bidan N di Kledokan CT XIX/D 202, Depok
Sleman dari tanggal 12 desember 2014 - ............ Kunjungan kehamilan pada
tanggal 12 desember 2014 di BPS Bidan N. Kunjungan persalinan dilakukan pada
tanggal 12 desember 2014 di BPS Bidan N di kledokan Ct XIX/D 202, Depok Sleman.
IV Dasar Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi ovum
dan spermatozoa, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi pada
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm
(Manuaba, 1998).
Kehamilan adalah masa di mana seorang
wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat
terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet/kembar tiga) (Manuaba, 1998).
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita
memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam
rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari
awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu
proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan
baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba
dapat menjadi berisiko tinggi (Manuaba, 1998).
b. Perubahan-Perubahan Fisiologis dan Psikologis dalam Kehamilan
1) Perubahan pada Sistem Reproduksi
a) Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20cm dengan kapasitas lebih
dari 4000 cc.
Berat : Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram
pada akhir kehamilan (40 pekan).
Posisi rahim dalam kehamilan:
(1) Pada permulaan
kehamilan dalam letak artefleksi atau retrofleksi.
(2) Pada 4 bulan kehamilan
rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
(3) Setelah itu mulai
memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat sampai mencapai batas
hati.
(4) Rahim yang hamil
biasanya mobile bias lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
(5) Pertumbuhan rahim
tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah
implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg disebut TandaPiskacek.
(6) Ismus rahim mengadakan
hipertropi dan bertambah panjang, sehingga teraba lebih lunak (soft) disebut
tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi
cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis.
b) Serviks uteri
(1) Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak
(soft) disebut tanda Goodell.
(2) Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus,
karena bertambahnya pembuluh darah dan melebar, warnanya menjadi livid, ini
disebut tanda Chadwick.
c) Vagina dan vulva
Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih
merah atau kebiru-biruan. Warna livid pada vagina dan portio
serviks disebut tanda Chadwick.
d) Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastik dibawah kulit, maka timbulah striae. Kulit perut pada linea alba
bertambah pigmentasinya disebut linea nigra.
e) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian
ASI pada laktasi.
Hormon yang berpengaruh pada proses laktasi :
(1) Estrogen
Fungsinya menimbulkan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
membesar.
(2) Progesteron
Fungsinya menambah jumlah sel asinus.
(3) Somatomamotropin
Fungsinya untuk merangsang pengeluaran kolostrum.
(4) PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone)
Fungsinya untuk mengeluarkan ASI.
2) Perubahan pada organ dan system lainnya
a) Sistem sirkulasi darah
(1) Selama kehamilan sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yg membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula,
payudara dan alat-alat lain yg berfungsi berlebihan selama kehamilan.
(2) Selama kehamilan volume darah ibu semakin meningkat secara fisiologi
dengan adanya pencairan (hemodilusi).
(3) Volume darah akan bertambah besar sekitar 25% dgn puncak kehamilan 32
minggu.
(4) Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi dalam
kehamilan.
(5) Kadar Hb ibu hamil
(1) Hb 11 gr% = tidak anemia
(2) 9 – 10 gr% = anemia ringan
(3)7 – 8 gr% = anemia sedang
(4) < 7 gr% = anemia berat
b) Sistem pernafasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan system respirasi untuk memenuhi
kebutuhan oksigen. Di damping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan
rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi
terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.
c) Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan :
(1) Pengeluaran air liur
berlebihan (hipersalivasi)
(2) Daerah lambung terasa
panas
(3) Terasa mual,
pusing terutama dipagi hari (morning sickness)
(4) Muntah (emesis
gravidarum)
(5) Progesteron
menimbulkan gerakan usus (peristaltik) semakin berkurang sehingga menyebabkan
obstipasi.
d) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing, desakan tersebut
menyebabkan kandung kencing cepat penuh. Persediaan air seni bertambah 69-70%.
e) Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi : pada muka disebut masker kehamilan (chloasma
gravidarum),payudara pada putting susu dan areola payudara dan pada perut
disebut linea nigra striae.
h) Perubahan Metabolisme
Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada
trisemester I. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu
Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
(1) Kalsium 1,5 gram
setiap hari 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin
(2) Fosfor, rata-rata gram
dalam sehari
(3) Zat besi 800 mgr atau
30 sampai 50 mgr sehari
(4) Air, ibu hamil
memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
3) Perubahan Psikologis
a) Trimester I
(1) Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya
dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
(2) Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan
progesteron meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah
dan pembesaran payudara.
(3) Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
(4) Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester
pertama berbeda-beda, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode
ini.
b) Trimester II
(1) Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang
semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak
memperhatikan lagi, ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I
karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga
ibu lebih bersemangat.
(2) Pada TM II biasanya ibu lebih bias menyesuaikan diri dengan kehamilan
selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
c) Trimester III
(1) Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
(2) Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
(3) Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar
dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
4) Perkembangan Janin
2.1 Tabel Perkembangan dan Pertumbuhan
Janin
Usia Kehamilan
|
Panjang Janin
|
Pembentukan organ
|
4 minggu
|
7.5 – 10 mm
|
Rudimeter : hidung, telinga dan mata
|
8 minggu
|
2.5 cm
|
Kepala fleksi ke dada
Hidung, telinga dan jari terbentuk
|
12 minggu
|
9 cm
|
Kuping lebih jelas
Kelopak mata terbentuk
Genitalia eksterna terbentuk
|
16 minggu
|
16-18 cm
|
Genitalia jelas terbentuk
Kulit merah tipis
Uterus telah penuh, desidua
|
20 minggu
|
25 cm
|
Kulit tebal dengan rambut lanugo
|
24 minggu
|
30-32 cm
|
Kelopak mata jelas, alis dan bulu
tampak
|
28 minggu
|
35 cm
|
Berat 1000 gram
Menyempurnakan janin
|
40 minggu
|
50-55 cm
|
Bayi cukup bulan
Kulit berambut dengan baik
Testis telah turun ke skrotum
|
Sumber
: Manuaba, 1998
b) Tanda Bahaya dalam Kehamilan
(1) Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit
(spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah
perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) dan ini
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin
normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
(a) Perdarahan kehamilan
kurang dari 20 minggu
((1)) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan
berat janin kurang dari 500 gram.
Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau rasa
nyeri. Terkadang disertai syok.
((2)) Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar
endometrium atau di luar rahim.
Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri
perut, uterus terasa lembek.
((3)) Molahydatidosa (Hamil
Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami
perubahan hidrofik.
Tanda-tandanya : perdarahan berulang, berwarna coklat, nyeri
perut, TFU lebih besar dari usia kehamilan, tidak teraba bagian janin, tidak
terdengar DJJ janin.
(b) Perdarahan kehamilan
lebih dari 20 minggu
((1)) Plasenta Previa
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
dapat menutup sebagian/ seluruh permukaan jalan lahir.
Tanda-tandanya : perdarahan vaginam tanpa sebab, tanpa nyeri,
dan berulang, darah bersifat merah segar. Perdarahan yang banyak
akan tampak anemi dan sampai syok.
((2)) Solusio Plasenta
Lepasnya plasenta sebelum bayi lahir.
Tanda-tandanya : perdarahan disertai nyeri tekan uterus,warna darah
kehitam-hitaman
(2) Sakit kepala hebat
Dapat diduga preeklampsi, namun perlu adanya pemeriksaan tekanan darah dan
proteinuria yang positif. Preeklampsi dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi.
(3) Gangguan penglihatan
atau penglihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang
hebat dan mungkin suatu tanda dari pre eklampsia.
(4) Bengkak pada muka dan
tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah
beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal
jantung ataupun pre eklampsia.
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan
menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya
kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang
rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan
sel-sel darah merahnya.
(5) Nyeri perut hebat
Kejadian perdarahan kehamilan sangat sering diikuti adanya nyeri perut yang
hebat. Sehingga dapat membahayakan ibu dan janin.
Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai
dengan perdarahan lewat jalan lahir.
Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik
(kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio
placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
(6) Gerakan janin
berkurang
Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20
minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10
gerakan dalam 12 jam). Bila bayi kurang bergerak seperti biasanya menunjukan
kondisi yang membahayakan janin (asfiksia).
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran
produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa (Mochtar,1998).
Persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga
menantikannya selama 9 bulan. (Prawirohardjo,2006).
Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Menurut Mochtar (1998), Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup
ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.
b. Tanda-Tanda Persalinan
1) Rasa sakit oleh adanya
his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lender
bercampur darah (bloodshow) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban
pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan
dalam, servik mendatar dan pembukaan telah ada.
c. Faktor-Faktor dalam Persalinan
1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)
a) his (kontraksi uterus)
b) kontraksi otot-otot dinding perut
c) kontraksi diafragma
d) ligamentous action terutama ligamentum rotundum
2) Faktor janin (passanger)
3) Faktor jalan lahir (passage)
Pada waktu partus akan terjadi
perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar panggul.
d. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya
beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau
“harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor).
Ini merupakan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Lightening atau settling atau dropping yaitu
kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multi
para tidak begitu ketara.
2) Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
3) Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus, kadang-kadang di sebut “false labor pains”
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloodshow)
e. Mekanisme Persalinan
1) Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala,
yaitu:
a) Kala I (kala
pembukaan) :
waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Dibagi 2 fase, yaitu:
(1) Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung
lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsnung dalam 7-8 jam
(2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3
subfase:
(a) Akselerasi :
berlangsnung 2 jam,
pembukaan menjadi 4 cm
(b) Dilatasi
maksimal : selama 2
jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
(c) Deselerasi :
berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
2.2 Tabel Perbandingan pada
Primigravida dan
Multigravida
Primigravida
|
Multigravida
|
Serviks mendatar dulu baru dilatasi
|
Mendatar dan membuka bisa bersamaan
|
Berlangsung 13-14 jam
|
Berlangsung 6-7 jam
|
Sumber: Manuaba, 1998
b) Kala II (kala pengeluaran
janin) : kala pengeluaran
janin, waktu uterus denga kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong
janin keluar hingga lahir.
Pada kala pengeluaran janin, his
terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk rongga panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Karena tekanan pada rectum, ibu merasa ingin buang air besar, dengan tanda anus
membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala,
diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala II pada primi adalah 1,5-2 jam dan
pada multi 30 menit- 1 jam.
c) Kala III (kala pengeluaran
uri) :
waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim
istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan tinggi fundus uteri sepusat dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh
plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100 - 200cc.
d) Kala IV (masa 2 jam postpartum
) : mulai dari lahirnya uri
selama 1-2 jam
Kala pengawasan selama 1 jam setelah
bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan postpartum.
2.3 Tabel Lamanya Persalinan Pada Primi
Dan Multi adalah:
Kala
|
Primi
|
Multi
|
Kala I
|
13 jam
|
7 jam
|
Kala II
|
1 jam
|
30 menit
|
Kala III
|
30 menit
|
15 menit
|
Lama persalinan
|
14 ½ jam
|
7 ¾ jam
|
Sumber: Buku Obstetri Fisiologi, 2002
2) Mekanisme Persalinan
Janin dengan presentasi belakang kepala,
ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum
dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada
saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan
dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan
anterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme
persalinan adalah:
a) Penurunan kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke
dalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir
dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan.
Jika sutura sagitalis agak ke depan
mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan
kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
(1) Asinklitismus
posterior : Bila
sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah
dari os parietal depan.
(2) Asinklitismus
anterior : Bila
sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah
dari os parietal belakang.
b) Fleksi.
Ada beberapa teori yang menjelaskan
mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju
dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar
panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah fleksi.
c) Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran
dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala
bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan kearah simpisis.
d) Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar
panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi
dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
fleksi untuk melewatinya.
e) Ekspulsi.
Setelah putaran paksi luar, bahu depan
sampai di bawah simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi
dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
f) Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami
restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu
melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar
panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran
bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan
putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f. Tahap-Tahap Persalinan
1) Tahap pertama (pembukaan)
Tahap ini merupakan yang paling lama,
dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka penuh oleh kepala bayi.
Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara pada
persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
Kontraksi yang lemah namun teratur
dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina, biasanya diawali dengan
nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
Sedikit demi sedikit kontraksi akan
semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak kepala bayi ke mulut
rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi
adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan
melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
Sedikit cairan dan darah biasanya ikut
menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban.
2) Tahap kedua (mengedan)
Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi
lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu
dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk
persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
Ibu akan merasakan keinginan untuk
mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi seperti orang yang ingin
buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin kuat dan
sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.Pada posisi normal di mana
kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan.
Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari
rahim.
3) Tahap ketiga (plasenta)
Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari)
akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya terjadi 15-20 menit
setelah kelahiran bayi.
Kontraksi rahim yang keras terus
berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh darah, mengurangi
perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.
3. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin, 2002).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik
fisik maupun psikologik. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Memberikan pelayanan
keluarga berencana (Mochtar,1998).
c. Pembagian Kunjungan Masa Nifas
Pada masa nifas dilakukan paling sedikit
4 kali kunjungan, hal ini dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Kunjungan pertama, dilakukan pada 6-8
jam setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, dan merujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada
ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
Kunjungan kedua, dilakukan pada 6 hari
setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan
involusi uterus berjalan normal, yaitu uterus berkontraksi dan fundus di bawah
umbilikus. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau perdarahan abnormal.
Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu
menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan ketiga dilakukan pada dua
minggu setelah persalinan, yang mana kunjungan ini tujuannya sama dengan
kunjungan yang kedua. Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah kunjungan pada
6 minggu setelah persalinan yang merupakan kujungan terakhir selama masa nifas,
yang mana kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami, juga memberikan konseling untuk
mendapatkan pelayanan KB secara dini (Saifuddin, 2002).
d. Perubahan dalam Sistem Reproduksi
Dalam masa nifas alat-alat genitalia
interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat;
segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari di bawah
pusat. Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang kurang
lebih 15 cm, lebar kurang lebih 12 cm dan tebal kurang lebih 10 cm. Dinding
uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta
lebih tipis daripada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih
setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari
uterus tidak dapat diraba lagi di atas simfisis.
Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira
1000 gram. Satu minggu postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500
gram, 2 minggu postpartum menjadi 300 gram, dan setelah 6 minggu postpartum,
berat uterus menjadi 40 sampai 60 gram(berat uterus normal kurang lebih 30
gram). Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum. Pembuluh-pembuluh darah
yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan (Saifuddin, et al, 2002).
Lokhea adalah sekret yang keluar dari
kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lokhea
rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Pada
hari ke-3 sampai ke-7 keluar cairan berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir. Pada hari ke-7 sampai ke-14 cairan yang keluar berwarna kuning, cairan
ini tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokhea hanya merupakan cairan putih
yang disebut dengan lokhea alba (Mochtar, 1998).
e. Kebutuhan Dasar Ibu dalam Masa Nifas
1) Nutrisi dan Cairan
Ibu menyusui harus :
a) Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari
b) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
c) Pil zat besi harus diminum setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan
d) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
2) Ambulasi
Pemulihan mempercepat membalikkan tonus
otot dan vena dari kaki dan mengencangkan perut juga mempercepat pengeluaran
lochia. Pemulihan dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan dan kebanyakan
ibu dapat berjalan ke kamar mandi ±6jam postpartum.
3) Eliminasi : BAB/BAK
Setelah melahirkan, ibu harus berkemih
dalam 6-8jam. Urin yang dikeluarkan pertama harus diukur untuk mengetahui
apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan, setiap kali berkemih,
urin yang keluar sekitar 150ml..
4) Kebersihan Diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAB dan BAK.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut
setidaknya 2x sehari. Sarankan pada ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
daerah luka.
5) Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal:
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
6) Seksual
a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri.
b) Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
7) Latihan/Senam nifas
a) Banyak diantara senam postpartum sebenarnya sama dengan senam antenatal.
Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya
dilakukan secara perlahan dahulu lalu semakin lama semakin sering/kuat.
b) Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang
memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan
otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar
ibu tersebut tetap mencobanya.
c) Manfaat senam kegel
Manfaat senam kegel adalah :
(1) Membuat jahitan
jahitan lebih merapat
(2) Mempercepat
penyembuhan
(3) Meredakan haemoroid
(4) Meningkatkan
pengendalian atas urin
4. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru
lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru
lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan
usia gestasi 38 – 42 minggu.
Pengertian bayi baru
lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui
2 cara, secara normal melalui vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru
lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena setelah
plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan dari ibu
selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena
itulah bayi memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan
berikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI.
Selain pengertian bayi baru lahir, akan
diberikan ciri-ciri bayi baru lahir normal dan sehat. Berikut ini ciri-ciri
bayi baru lahir sehat:
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6) Pernafasan ± 60 - 40 kali/menit
7) Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
sedangkan pada bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
8) Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek
morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam
b. Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir :
1) Membersihkan jalan nafas.
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali
pusat, perawatan mata dan identifikasi rutin segera dilakukan, kecuali bayi
dalam keadaan kritis dan dokter memberikan instruksi khusus.
Membersihkan Jalan Nafas :
Bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan dengan tangan yang dibungkus
kasa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 2 kali atau gosok kaki bayi
dengan kain.
2) Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah
plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali pada bayi kurang bulan, apabila bayi baru lahir tidak menangis, maka
tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada
bayi , tali pusat diptong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan ikat dengan pengikat steril.
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat, suhu tubuh
bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil bayi harus dicatat.
4) Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat
bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah lat
pengenal yang fektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus
tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
5) Pencegahan infeksi
a) Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi
vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 %
untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan
bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 mg – 1 mg /
hari.
b) Memberi Obat Tetes/ Salep Mata
Di daerah dimana prevalensi gonerea
tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesduah 5 jam bayi baru
lahir, pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasikin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena kiamidia (penyakit menular seksual).
6) Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah
untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah
kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a) Dua jam pertama sesudah lahir
Hal – hal yang dinilai waktu pemantauan
bayi pada jam pertama sesudah lahir, meliputi :
(1) Kemampuan menghisap
kuat dan lemah
(2) Bayi tampak aktif
lunglai
(3) Bayi kemerahan atau
biru
b) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong
persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti:
(1) Bayi kecil untuk masa
kehamilan atau bayi kurang bulan
(2) Gangguan pernafasan
(3) Hipotermi
(4) Infeksi
(5) Cacat bawaan
atau trauma lahir.
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan
segera aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
a) Pencegahan Infeksi
(1) Cuci tangan dengan
seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
(2) Pakai sarung tangan
bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
(3) Pastikan semua
peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir
DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
(4) Pastikan semua
pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
b) Melakukan penilaian
(1) Apakah bayi menangis
kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
(2) Apakah bayi bergerak
dengan aktif atau lemas
(3) Jika bayi tidak
bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.
c) Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
(1) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera dikeringkan.
(2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat
tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
(3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya
aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin
ruangan.
(4) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena
bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah
dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas
melalui upaya berikut :
(1) Keringkan bayi dengan
seksama
(2) Mengeringkan dengan
cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi
memulai pernapasannya.
(3) Selimuti bayi dengan
selimut atau kain bersih dan hangat
(4) Ganti handuk atau kain
yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru
(hanngat, bersih, dan kering)
(5) Selimuti bagian kepala
bayi
(6) Bagian kepala bayi
memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
(7) Anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga
kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
(8) Jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi
dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi
dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam
setelah lahir.
c. Keuntungan Rawat Gabung
1) Memberikan bantuan emosional
a) Ibu dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada bayi
b) Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman
dalam merawat bayi
2) Penggunaan ASI
a) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan
kolostrum / ASI
ASI adalah makanan bayi yang terbaik.
Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin
dengan cara, menetekkan sejak bayi lahir dengan cara menetekkan sejak bayi
lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah
colostrums yang jumlahnya sedikit.
b) Produksi ASI akan makin
cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
3) Pencegahan infeksi
a) Mencegah terjadinya
infeksi silang, pada perawatan bayi dimana banyak bayi yang disatukan, infeksi
silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi
silang.Bayi yang melekat pada kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi dari
si ibu. Colostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi
seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga
bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan mencegah infeksi terutama
pada diare.
4) Pendidikan kesehatan
Kesempatan melaksanakan rawat gabung da
apat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, terutama
primipara.
(5) Memberikan stimulasi
mental dini tumbuh kembang pada bayi
Adapun manfaat rawat
gabung yaitu:
1) Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu
dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan
menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).
2) Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi
akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses
fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai
dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang
akan membantu proses fisiologis involusi rahim.
3) Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan
bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4) Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang
baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga
mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.
5) Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka
akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (ASKEB)
Tujuh langkah manajemen kebidanan
menurut Varney
1.Pengumpulan data
dasar
Pada dasarnya langkah ini dilakukan
pengkajian dengan menggunakan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a Riwayat kesehatan
b Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
c Meninjau catatan terbaru atau sebelumnya
d Meninjau data labolatorium dan membandingkan hasil studi
2. Interpretasi data dasar
Dilakukan interpretasi yang benar
terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas dasar yang telah dikumpulkan, kemudian diinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Masalah dan diagnose
keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita dan masalah ini
sering menyertai diagnosa.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini memerlukan antisipasi bila
mungkin dilakukan pencegahan. Diharapkan kita dapat bersiap-siap bila diagnosa
atau masalah potensial benar terjadi.
4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya penanganan
segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lainnya sesuai dengan kondisi klien.
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi
dari setiap masalah tetapi juga kerangka pedoman antisipasi. Keputusan yang
dikembangkan harus rasional dan valid, berdasarkan pengetahuan dan teori
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
akan atau tidak dilakukan klien.
6. Melaksanakan perencanaan
Rencana asuhan yang menyeluruh yang
telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman oleh bidan atau anggota tim
kesehatan lainnya. Keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif dan sebagian belum efektif.
Pendokumentasian merupakan proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien. Menurut Fitriasari dalam Maria (2010), proses asuhan kebidanan merupakan
metode pemecahan masalah untuk mengorganisir pemeriksaan dan tindakan secara
sistematis. Hal ini merupakan pendekatan seorang bidan pada saat memberikan
asuhan pada klien, kerangka acuan mengenai bagaimana cara berfikir dan
bertindak secara bertahap dapat membantu para bidan berpraktek memberikan
asuhan yang aman dan bermutu. Proses pemikiran pelaksanaan kebidanan adalah
metode pendokumentasian SOAP yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien
dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan. Model dokumentasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. S (Subjektif)
1) Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui
anamnesa
2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien,
suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat
perkawinan, riwayat persalinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup)
3) Catatan ini berhubungan dengan sudut pandang pasien. Ekspresi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat dalam kutipan langsung atau ringkasan
yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang
“S” diberi tanda “O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif
menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
b. O (Objektif)
1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab dan
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (tanda KU,
fital sign, fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, labolatorium dan
pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi.
3) Data ini member bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnose. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian
teknologi (hasil labolatorium, sinat X, rekaman CTG dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam kategori ini. Apa
yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose
yang ditegakkan.
c. A (Assesment)
1) Masalah yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun
objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah
dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses
yang dinamik. Sering menganalisa adalah suatu yang penting dalam mengikuti
perkembangan pasien dan menjamin perubahan baru, cepat diketahui dan dapat
diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
a) Diagnosa / masalah
Diagnosa adalah rumusan dari hasil
pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Berdasarkan hasil analisa data yang di dapat, masalah segala sesuatu yang
menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu
kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
b) Antisipasi masalah lain/diagnose potensial
d. P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dari
perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment.
V Hasil dan Pembahasan
a.
Asuhan kepada Ibu hamil
b.
Asuhan kepada Ibu bersalin
c.
Asuhan kepada Ibu Nifas
d.
Asuhan kepada BBL
e.
Asuhan dalam KB
VI Kesimpulan
Casinos near me - Casino Near Me - Mapyro
BalasHapusFind Casinos 영천 출장마사지 Near Me Near Me, ranked by activity, see available casinos, walking 의왕 출장샵 distance 군포 출장안마 to casinos 광주광역 출장샵 and 양산 출장안마 ridesharing.