SpongeBob SquarePants

Senin, 01 Juni 2015

MANAJEMEN KEBIDANAN


TUGAS KONSEP KEBIDANAN
MANAJEMEN KEBIDANAN










Dibuat Oleh  kelompok IV
Nama                    : Novianty Lomo                   (14150047)
                                Seldi Nunuhitu          (14150045)
                                Fitriya Rahmawati     (14150066)
                                Pricilia Manik             (14150067)
                                Emiliana Elmy          (14150042)
                                Rosa Yunita               (14150046)
                                Galuh Fitriani Efendi (14150088)
                                Eka         Magdalena    (14150056)
                               Yulita Basilia              (14150091)        
Kelas                             :A.11.2
Program Studi    : D3-Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
Laksada Adisucipto KM.6,3 Depok, Sleman, Yogyakarta

I  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.M  42 tahun di BPJ Bidan dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
2.     Tujuan Khusus
a.       Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b.      Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
c.       Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
d.      Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BAYI SEHAT  dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
E. .      Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada KB  dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam dalam bentuk SOAP

II Manfaat
1.         Manfaat Teoritis
Menambah informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBLR, bayi sehat dan KB
2.         Manfaat Praktis
a.       Ibu
Hasil pengkajian ini dapat memberikan informasi bagi ibu mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan, persalinan, BBLR, bayi sehat dan KB sebagai deteksi dini terhadap terjadinya komplikasi.
b.      Bidan
Dapat menjadi bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif baik asuhan AntenatalIntranatal maupunPostnatal.



c.       Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk menambah bacaan di perpustakaan yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.  

III Lokasi Waktu
Asuhan Kebidanan komprehensif dilakukan di BPS Bidan N di  Kledokan CT XIX/D 202, Depok Sleman dari tanggal 12 desember 2014 - ............ Kunjungan kehamilan pada tanggal 12 desember 2014 di BPS Bidan N. Kunjungan persalinan dilakukan pada tanggal 12 desember 2014 di BPS Bidan N di kledokan Ct XIX/D 202, Depok Sleman.

IV Dasar Teori
1.    Kehamilan
a.    Pengertian
     Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi ovum dan spermatozoa, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm (Manuaba, 1998).
 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet/kembar tiga) (Manuaba, 1998).
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi (Manuaba, 1998).
b.      Perubahan-Perubahan Fisiologis dan Psikologis dalam Kehamilan
1) Perubahan pada Sistem Reproduksi
a) Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Berat : Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
Posisi rahim dalam kehamilan:
(1)   Pada permulaan kehamilan dalam letak artefleksi atau retrofleksi.
(2)   Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
(3)   Setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat sampai mencapai batas hati.
(4)   Rahim yang hamil biasanya mobile bias lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
(5)   Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg disebut TandaPiskacek.
(6)   Ismus rahim mengadakan hipertropi dan bertambah panjang, sehingga teraba lebih lunak (soft) disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis.
b)  Serviks uteri
(1) Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak
(soft) disebut tanda Goodell.
(2) Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus, karena bertambahnya pembuluh darah dan melebar, warnanya menjadi livid, ini disebut tanda Chadwick.
c) Vagina dan vulva
 Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih
 merah atau kebiru-biruan. Warna livid pada vagina dan portio
 serviks disebut tanda Chadwick.
d) Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, maka timbulah striae. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linea nigra.
e)      Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada laktasi.
    Hormon yang berpengaruh pada proses laktasi :
(1)     Estrogen
Fungsinya menimbulkan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak membesar.
(2)     Progesteron
Fungsinya menambah jumlah sel asinus.
(3)     Somatomamotropin
Fungsinya untuk merangsang pengeluaran kolostrum.
(4)     PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone)
Fungsinya untuk mengeluarkan ASI.
2) Perubahan pada organ dan system lainnya
a) Sistem sirkulasi darah
(1) Selama kehamilan sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yg membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, payudara dan alat-alat lain yg berfungsi berlebihan selama kehamilan.
(2) Selama kehamilan volume darah ibu semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan (hemodilusi).
(3) Volume darah akan bertambah besar sekitar 25% dgn puncak kehamilan 32 minggu.
(4)   Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi dalam kehamilan.
(5)  Kadar Hb ibu hamil
(1) Hb 11 gr% = tidak anemia
(2) 9 – 10 gr% = anemia ringan
(3)7 – 8 gr% = anemia sedang
(4) < 7 gr% = anemia berat
b) Sistem pernafasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan system respirasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Di damping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.
c) Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan :
(1)   Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
(2)   Daerah lambung terasa panas
(3)    Terasa mual, pusing terutama dipagi hari (morning sickness)
(4)   Muntah (emesis gravidarum)
(5)   Progesteron menimbulkan gerakan usus (peristaltik) semakin berkurang sehingga menyebabkan obstipasi.
d) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing, desakan tersebut menyebabkan kandung kencing cepat penuh. Persediaan air seni bertambah 69-70%.
e) Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi : pada muka disebut masker kehamilan (chloasma gravidarum),payudara pada putting susu dan areola payudara dan pada perut disebut linea nigra striae.
h) Perubahan Metabolisme
Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trisemester I. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu
Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
(1)   Kalsium 1,5 gram setiap hari 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin
(2)   Fosfor, rata-rata gram dalam sehari
(3)   Zat besi 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari
(4)   Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
3) Perubahan Psikologis
a) Trimester I
(1) Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
(2)   Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara.
(3)  Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
(4) Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada   trimester pertama berbeda-beda, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.
b) Trimester II
(1) Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi, ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat.
(2) Pada TM II biasanya ibu lebih bias menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
c) Trimester III
(1) Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
(2) Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
(3) Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
4) Perkembangan Janin
      2.1 Tabel Perkembangan dan Pertumbuhan Janin
Usia Kehamilan
Panjang Janin
Pembentukan organ
4 minggu
7.5 – 10 mm
Rudimeter : hidung, telinga dan mata
8 minggu
2.5 cm
Kepala fleksi ke  dada
Hidung, telinga dan jari terbentuk
12 minggu
9 cm
Kuping lebih jelas
Kelopak mata terbentuk
Genitalia eksterna terbentuk
16 minggu
16-18 cm
Genitalia jelas terbentuk
Kulit merah tipis
Uterus telah penuh, desidua
20 minggu
25 cm
Kulit tebal dengan rambut lanugo
24 minggu
30-32 cm
Kelopak mata jelas, alis dan bulu tampak
28 minggu
35 cm
Berat 1000 gram
Menyempurnakan janin
40 minggu
50-55 cm
Bayi cukup bulan
Kulit berambut dengan baik
Testis telah turun ke skrotum
                        Sumber : Manuaba, 1998
b)      Tanda Bahaya dalam Kehamilan
(1)   Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
(a) Perdarahan kehamilan kurang dari 20 minggu
((1))     Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok.
((2))   Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium atau di luar rahim.
Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek.
((3))   Molahydatidosa (Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik.
Tanda-tandanya : perdarahan  berulang, berwarna coklat, nyeri perut, TFU lebih besar dari usia kehamilan, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin.



(b) Perdarahan kehamilan lebih dari 20 minggu
((1))   Plasenta Previa
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutup sebagian/ seluruh permukaan jalan lahir.
Tanda-tandanya : perdarahan vaginam tanpa sebab, tanpa nyeri, dan  berulang, darah bersifat merah segar. Perdarahan yang banyak akan tampak anemi dan sampai syok.
((2))   Solusio Plasenta
Lepasnya plasenta sebelum bayi lahir.
Tanda-tandanya : perdarahan disertai nyeri tekan uterus,warna darah kehitam-hitaman
(2)   Sakit kepala hebat
Dapat diduga preeklampsi, namun perlu adanya pemeriksaan tekanan darah dan proteinuria yang positif. Preeklampsi dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi.
(3)   Gangguan penglihatan atau penglihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre eklampsia.

(4)   Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
(5)   Nyeri perut hebat
Kejadian perdarahan kehamilan sangat sering diikuti adanya nyeri perut yang hebat. Sehingga dapat membahayakan ibu dan janin.
Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
(6)   Gerakan janin berkurang
Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Bila bayi kurang bergerak seperti biasanya menunjukan kondisi yang membahayakan janin (asfiksia).

2.         Persalinan
a.       Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa (Mochtar,1998).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. (Prawirohardjo,2006).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
b.      Tanda-Tanda Persalinan
1)   Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2)   Keluar lender bercampur darah (bloodshow) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3)   Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4)   Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar dan pembukaan telah ada.
c.       Faktor-Faktor dalam Persalinan
1)      Kekuatan mendorong janin keluar (power)
a)      his (kontraksi uterus)
b)      kontraksi otot-otot dinding perut
c)      kontraksi diafragma
d)     ligamentous action terutama ligamentum rotundum
2)      Faktor janin (passanger)
3)      Faktor jalan lahir (passage)
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar panggul.
d.      Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini merupakan tanda-tanda sebagai berikut:
1)      Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multi para tidak begitu ketara.
2)      Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
3)      Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4)      Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang di sebut “false labor pains
5)      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloodshow)
e.       Mekanisme Persalinan
1)      Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
a)      Kala I (kala pembukaan)                      : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Dibagi 2 fase, yaitu:
(1)   Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsnung dalam 7-8 jam
(2)   Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3 subfase:
(a)    Akselerasi                     : berlangsnung 2 jam,
pembukaan menjadi 4 cm
(b)   Dilatasi maksimal          : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
(c)    Deselerasi                      : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.


2.2  Tabel Perbandingan pada Primigravida dan
   Multigravida
Primigravida
Multigravida
Serviks mendatar dulu baru dilatasi
Mendatar dan membuka bisa bersamaan
Berlangsung 13-14 jam
Berlangsung 6-7 jam
Sumber: Manuaba, 1998
b)      Kala II (kala pengeluaran janin)           : kala pengeluaran janin, waktu uterus denga kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk rongga panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa ingin buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala II pada primi adalah 1,5-2 jam dan pada multi 30 menit- 1 jam.
c)      Kala III (kala pengeluaran uri)             : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan tinggi fundus uteri sepusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 - 200cc.
d)     Kala IV (masa 2 jam postpartum )        : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
Kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
2.3 Tabel Lamanya Persalinan Pada Primi Dan Multi adalah:
Kala
Primi
Multi
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
30 menit
Kala III
30 menit
15 menit
Lama persalinan
14 ½ jam
7 ¾ jam
Sumber: Buku Obstetri Fisiologi, 2002
2)      Mekanisme Persalinan
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
a)      Penurunan kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul  biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
(1) Asinklitismus posterior             :   Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
(2) Asinklitismus anterior               :   Bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.
b)      Fleksi.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah fleksi.
c)      Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis.
d)     Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya.
e)      Ekspulsi.
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
f)       Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.


f.       Tahap-Tahap Persalinan
1)      Tahap pertama (pembukaan)
Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina, biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban.
2)      Tahap kedua (mengedan)
Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.Pada posisi normal di mana kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan. Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari rahim.
3)      Tahap ketiga (plasenta)
Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.

  3.         Nifas            
a.       Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin, 2002).

b.      Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Mochtar,1998).
c.       Pembagian Kunjungan Masa Nifas
Pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, hal ini dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan pertama, dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, dan merujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Kunjungan kedua, dilakukan pada 6 hari setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan involusi uterus berjalan normal, yaitu uterus berkontraksi dan fundus di bawah umbilikus. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan, yang mana kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua. Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah kunjungan pada 6 minggu setelah persalinan yang merupakan kujungan terakhir selama masa nifas, yang mana kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB secara dini (Saifuddin, 2002).
d.      Perubahan dalam Sistem Reproduksi
Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat; segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 12 cm dan tebal kurang lebih 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas simfisis.
Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum menjadi 300 gram, dan setelah 6 minggu postpartum, berat uterus menjadi 40 sampai 60 gram(berat uterus normal kurang lebih 30 gram). Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan (Saifuddin, et al, 2002).
Lokhea adalah sekret yang keluar dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lokhea rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Pada hari ke-3 sampai ke-7 keluar cairan berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Pada hari ke-7 sampai ke-14 cairan yang keluar berwarna kuning, cairan ini tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokhea hanya merupakan cairan putih yang disebut dengan lokhea alba (Mochtar, 1998).
e.       Kebutuhan Dasar Ibu dalam Masa Nifas
1)      Nutrisi dan Cairan
Ibu menyusui harus :
a)      Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari
b)      Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
c)      Pil zat besi harus diminum setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan
d)     Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
2)       Ambulasi
Pemulihan mempercepat membalikkan tonus otot dan vena dari kaki dan mengencangkan perut juga mempercepat pengeluaran lochia. Pemulihan dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan dan kebanyakan ibu dapat berjalan ke kamar mandi ±6jam postpartum.
3)      Eliminasi : BAB/BAK
Setelah melahirkan, ibu harus berkemih dalam 6-8jam. Urin yang dikeluarkan pertama harus diukur untuk mengetahui apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan, setiap kali berkemih, urin yang keluar sekitar 150ml..
4)      Kebersihan Diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAB dan BAK.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari. Sarankan pada ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
5)      Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a)      Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b)      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c)      Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
6)       Seksual
a)      Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
b)      Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
7)      Latihan/Senam nifas
a)      Banyak diantara senam postpartum sebenarnya sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu lalu semakin lama semakin sering/kuat.
b)      Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut tetap mencobanya.
c)      Manfaat senam kegel
Manfaat senam kegel adalah :
(1)   Membuat jahitan jahitan lebih merapat
(2)   Mempercepat penyembuhan
(3)   Meredakan haemoroid
(4)   Meningkatkan pengendalian atas urin

4.    Bayi Baru Lahir
a.       Pengertian
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Pengertian bayi baru lahir  adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan  dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI.
Selain pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri-ciri bayi baru lahir normal dan sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi baru lahir sehat:
1)      Berat badan 2500 – 4000 gram
2)      Panjang badan 48 – 52 cm
3)      Lingkar dada 30 – 38 cm
4)      Lingkar kepala 33 – 35 cm
5)      Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6)      Pernafasan ±  60 - 40 kali/menit
7)      Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
8)      Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam
b.      Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir :
1)      Membersihkan jalan nafas.
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberikan instruksi khusus.
Membersihkan Jalan Nafas :
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a)      Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b)      Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk.
c)      Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan dengan tangan yang dibungkus kasa steril.
d)     Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 2 kali atau gosok kaki bayi dengan kain.
2)      Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan, apabila bayi baru lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi , tali pusat diptong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan ikat dengan pengikat steril.
3)      Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat, suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil bayi harus dicatat.
4)      Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah lat pengenal yang fektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

5)      Pencegahan infeksi
a)      Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 % untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 mg – 1 mg / hari.
b)      Memberi Obat Tetes/ Salep Mata
Di daerah dimana prevalensi gonerea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesduah 5 jam bayi baru lahir, pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasikin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena kiamidia (penyakit menular seksual).
6)      Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a)      Dua jam pertama sesudah lahir
Hal – hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir, meliputi :
(1)   Kemampuan menghisap kuat dan lemah
(2)   Bayi tampak aktif lunglai
(3)   Bayi kemerahan atau biru
b) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti:
(1)   Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
(2)   Gangguan pernafasan
(3)   Hipotermi
(4)   Infeksi
(5)    Cacat bawaan atau trauma lahir.
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
a)      Pencegahan Infeksi
(1)   Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
(2)   Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
(3)   Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
(4)   Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b)      Melakukan penilaian
(1)   Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
(2)   Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
(3)   Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c)      Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
(1)   Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
(2)   Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
(3)   Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
(4)   Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
(1)   Keringkan bayi dengan seksama
(2)   Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
(3)   Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
(4)   Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
(5)   Selimuti bagian kepala bayi
(6)   Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
(7)   Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
(8)   Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
c.       Keuntungan Rawat Gabung
1)      Memberikan bantuan emosional
a)      Ibu dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada bayi
b)      Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
2)   Penggunaan ASI
a)    Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum / ASI
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara, menetekkan sejak bayi lahir dengan cara menetekkan sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrums yang jumlahnya sedikit.
b)  Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
3)   Pencegahan infeksi
a)  Mencegah terjadinya infeksi silang, pada perawatan bayi dimana banyak bayi yang disatukan, infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi silang.Bayi yang melekat pada kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Colostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan mencegah infeksi terutama pada diare.
4)   Pendidikan kesehatan
Kesempatan melaksanakan rawat gabung da apat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, terutama primipara.
(5)   Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
Adapun manfaat rawat gabung yaitu:
1)      Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).
2)      Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.



3)      Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4)      Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.
5)      Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.

B.       Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (ASKEB)
Tujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney
1.Pengumpulan data dasar
Pada dasarnya langkah ini dilakukan pengkajian dengan menggunakan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a         Riwayat kesehatan
b        Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
c         Meninjau catatan terbaru atau sebelumnya
d        Meninjau data labolatorium dan membandingkan hasil studi
2.         Interpretasi data dasar
Dilakukan interpretasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar yang telah dikumpulkan, kemudian diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Masalah dan diagnose keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita dan masalah ini sering menyertai diagnosa.
3.         Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini memerlukan antisipasi bila mungkin dilakukan pencegahan. Diharapkan kita dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar terjadi.
4.         Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lainnya sesuai dengan kondisi klien.
5.         Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari setiap masalah tetapi juga kerangka pedoman antisipasi. Keputusan yang dikembangkan harus rasional dan valid, berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak dilakukan klien.
6.         Melaksanakan perencanaan
Rencana asuhan yang menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
7.         Evaluasi                   
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif dan sebagian belum efektif.
Pendokumentasian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Menurut Fitriasari dalam Maria (2010), proses asuhan kebidanan merupakan metode pemecahan masalah untuk mengorganisir pemeriksaan dan tindakan secara sistematis. Hal ini merupakan pendekatan seorang bidan pada saat memberikan asuhan pada klien, kerangka acuan mengenai bagaimana cara berfikir dan bertindak secara bertahap dapat membantu para bidan berpraktek memberikan asuhan yang aman dan bermutu. Proses pemikiran pelaksanaan kebidanan adalah metode pendokumentasian SOAP yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan. Model dokumentasi dapat digambarkan sebagai berikut:
a.       S (Subjektif)
1)      Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa
2)      Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat persalinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup)
3)      Catatan ini berhubungan dengan sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat dalam kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
b.      O (Objektif)
1)      Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab dan diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
2)      Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (tanda KU, fital sign, fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, labolatorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
3)      Data ini member bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnose. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil labolatorium, sinat X, rekaman CTG dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose yang ditegakkan.
c.       A (Assesment)
1)      Masalah yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah suatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin perubahan baru, cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
2)      Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :


a)      Diagnosa / masalah
Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data yang di dapat, masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
b)      Antisipasi masalah lain/diagnose potensial
d.      P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment.


















V Hasil dan Pembahasan
a.       Asuhan kepada Ibu hamil
b.      Asuhan kepada Ibu bersalin
c.       Asuhan kepada Ibu Nifas
d.      Asuhan kepada BBL
e.       Asuhan dalam KB

VI Kesimpulan


 Daftar Pustaka
















1 komentar:

  1. Casinos near me - Casino Near Me - Mapyro
    Find Casinos 영천 출장마사지 Near Me Near Me, ranked by activity, see available casinos, walking 의왕 출장샵 distance 군포 출장안마 to casinos 광주광역 출장샵 and 양산 출장안마 ridesharing.

    BalasHapus