PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Dibuat
Oleh Kelompok 1
Nama Anggota : Oktafianti wulandari (14150041)
Emiliana Elmy ( 14150042)
Widya Anggaini (14150043)
Niluh Putu Chandra Andani (14150044)
Seldi Nunuhitu
( 14150045)
Rosa Yunita (14150046)
Novianty Lomo (14150047)
Brigita Dewi (14150087)
Kelas :A.11.2
Program Studi : D3-Kebidanan
Fakultas
Kesehatan
Universitas
Respati Yogyakarta
Laksada Adisucipto
KM.6,3 Depok, Sleman, Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan
aktifitas berbagai organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan
oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan
kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya
mahasiswa kebidanan diharapkan
lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien
dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik kebidanan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang diatas maka rumusa masalah yang di dapat adalah :
1.
Apa definisi dari kebutuhan oksigenasi
?
2.
Apa saja sistem tubuh yang
berperan dalam kebutuhan oksigenasi ?
3.
Bagaimana proses oksigenasi ?
4.
Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
5.
Apa jenis pernafasan pada
paru-paru ?
6.
Apa saja gangguan atau masalah
kebutuhan oksigenasi ?
7.
Apa saja Masalah kebidanan yang
berkaitan dengan oksigen?
8.
Bagaimana cara mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi ?
1.3 TUJUAN
MASALAH
Dari rumusan masalah yang
diatas makan tujuan permasalahan yang didapat adalah :
1.
Mengetahui definisi dari kebutuhan
oksigenasi.
2.
Mampu menjelaskan sistem tubuh
yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi.
3.
Mampu menjelaskan proses
oksigenasi.
4.
Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.
5.
Dapat menjelaskan jenis pernapasan
pada paru-paru.
6.
Dapat mengetahui gangguan atau
masalah kebutuhan oksigenasi.
7.
Dapat mengetahui masalah kebidanan
yang berkaitan dengan Oksigenasi.
8.
Mengetahui cara bagaimana
mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
1.4
. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam
penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah
suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam
hal ini yang berkaitan dengan kebutuhan oksigenisasi.
PEMBAHASAN
2.1 . Definisi
Oksigenasi
Oksigen adalah salah satu kebutuhan
yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen
antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit,
maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen digunakan
oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan
digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang
merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau
memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran
gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh.
2.2
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
1. Saluran
Nafas Atas
a. Hidung
·
Terdiri atas
bagian eksternal dan internal
·
Bagian
eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
·
Bagian
internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
·
Rongga
hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular
yang disebut mukosa hidung
·
Permukaan
mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus
menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
·
Hidung
berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
·
Hidung juga
berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara
yang dihirup ke dalam paru-paru
·
Hidung juga
bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori
terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan
pertambahan usia.
b. Faring
·
Faring atau
tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga
mulut ke laring
·
Faring
dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring)
·
Fungsi
faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif
c. Laring
·
Laring atau
organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan
trakea
·
Laring
sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
o Epiglotis
Adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
o Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring
o Kartilago
tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (Adam's apple)
o Kartilago
krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di
bawah kartilago tiroid)
o Kartilago
aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
o Pita
suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan
otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
·
Fungsi utama
laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
·
Laring juga
berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batu
d. Trakea
o Disebut juga
batang tenggorok
·
Ujung trakea bercabang menjadi dua
bronkus yang disebut karina
2.
Saluran Nafas Bawah
a. Bronkus
o Terbagi
menjadi bronkus kanan dan kiri
o Disebut
bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
o Bronkus
lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri
terbagi menjadi 9 bronkus segmental
·
Bronkus segmentalis ini kemudian
terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat
yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
b.
Bronkiolus
o Bronkus
segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
·
Bronkiolus mengadung kelenjar
submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk
melapisi bagian dalam jalan napas
c. Bronkiolus Terminalis
o Bronkiolus membentuk percabangan menjadi
bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
d. Bronkiolus respiratori
o Bronkiolus terminalis kemudian menjadi
bronkiolus respiratori
o Bronkiolus respiratori dianggap sebagai
saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
e. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
o Bronkiolus
respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
o Dan kemudian
menjadi alveoli
f. Alveoli
o Merupakan
tempat pertukaran O2 dan CO2
o Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
o Terdiri atas
3 tipe :
1)
Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel
yang membentuk dinding alveoli
2)
Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang
aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
3)
Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag
yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
g. Paru-paru
o Merupakan
organ yang elastis berbentuk kerucut
o Terletak
dalam rongga dada atau toraks
o Kedua paru
dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh
darah besar
o Setiap paru
mempunyai apeks dan basis
o Paru kanan
lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
o Paru kiri
lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
o Lobos-lobus
tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya
h. Pleura
o Merupakan
lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
o Terbagi
mejadi 2 :
1) Pleura
parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
2)
Pleura
viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
o Diantara
pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi
untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
o Tekanan
dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah
kolap paru-paru
2.3 Proses
Oksigenasi
Proses
bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi
yaitu masuk
dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses
keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara
atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan
volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi ventilasi :
a.
Tekanan
udara atmosfir
b.
Jalan nafas
yang bersih
c. Pengembangan
paru yang adekuat
2. Difusi
yaitu
pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler
paru-paru.
Proses
keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar
ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli
sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat
rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan
tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara
alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi difusi :
a.
Luas
permukaan paru
b.
Tebal
membran respirasi
c.
Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah
kapiler dara
e.
Afinitas
f. Waktu adanya
udara di alveoli
3. Transportasi
gas
Yaitu
pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh da sebaliknya
karbondioksida dari jaringan tubuh ke kampilar.oksigen perlu ditransportasikan
dan paru-paru ke jaringan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan
kembali ke paru-paru. Secara normal 97 %
oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sl darah merah dan dibawah ke
jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3% ditransportasikan kedalam cairan
plasma dan sel.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju transportasi :
a.
Curah
jantung (cardiac Output / CO)
b.
Jumlah sel
darah merah
c.
Hematokrit
darah
d.
Latihan
(exercise)
e.
Keadaan
pembuluh darah
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh
system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
·
Sistem Respirasi
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas
yaitu paru – paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada,
otot – otot pernapasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat
pernapasan diotak. Bernafas adalah pergerakan udara
dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar
tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru
dan difusi.
· Sistem
kardiovaskuler
Kemampuan
oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa
darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup
aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik
melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang
kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan
masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan
ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena
pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak
pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.
·
Hematologi
Oksigen
membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang
telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma.
Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari
keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi
membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2
dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan
demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
2.4 Faktor-faktor
yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi
1.
Faktor
Fisiologi
a.
Menurunnya
kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b.
Menurunnya
konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas
bagian atas.
c.
Hipovolemia
sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
d.
Meningkatnya
metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
e.
Kondisi yang
memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus
skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
2.
Faktor
Perkembangan
a.
Bayi
prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b.
Bayi dan
toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c.
Anak usia
sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
d.
Dewasa muda
dan pertengahan : diet yang tidak sehat,
kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e.
Dewasa tua :
adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,
elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3.
Faktor
Perilaku
a.
Nutrisi :
misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi
lemak menimbulkan arterioklerosis.
b.
Exercise
akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.
Merokok :
nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d.
Substansi
abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat
pernapasan.
e.
Kecemasan :
menyebabkan metabolism meningkat
4.
Faktor Lingkungan
a.
Tempat kerja
b.
Suhu
lingkungan
c.
Ketinggian
tempat dan permukaan laut.
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi
kebutuhan oksigenasi :
1.
Gangguan
kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2.
Perubahan
cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan
hipoksia jaringan.
3.
Kerusakan
fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4.
Myocardial
iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke
miokardium.
2.5. jenis
pernapasan pada paru-paru
Pernapasan Eksternal
Pernapasan
eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa.Proses
pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada
waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke
alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri
ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100
mmHg.
Pernapasan Internal
Pernapasan
internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang
sering melibatkan proses Semua hormon termasuk derivate catecholamine
dapat melebarkan saluran pernapasan.
2.6. Gangguan kebutuhan Oksigenasi
Permasalahan
dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang
terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari
organ-organ respirasi.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:
a) Gangguan
irama/frekuensi pernapasan
1. Gangguan irama pernafasan antara lain :
1. Gangguan irama pernafasan antara lain :
a.
Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula
dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan
dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada
klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat.
Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di
ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b.
Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne-stokes,
tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan
pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
c.
Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat
sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan pada klien
dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.
2. Gangguan frekuensi pernafasan
a.
Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan
yang jumlah nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.
b. Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea
dimana frekuensi pernapasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan
normal.
b)
Insufisiensi pernafasan
penyebab
insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi 3 klompok yaitu :
1.
Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2. kelainan
yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3. Kondisi
yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru
kejaringan.
c) Hipoksia.
Hipoksia
adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada anoksia.
Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia
dapat dibagi kedalam kelompok yaitu :
- Hipoksemia
- Hipoksia
hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
- Overventilasi
hipoksia
- Hipoksia
histotoksik
2.7. Masalah Kebidanan Berkaitan dengan Kebutuhan Oksigen
Masalah kebidanan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen ini, antara lain :
- Tidak
Efektifnya Jalan Napas
Masalah
kebidanan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya
karna adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh
karena spasme bronkus, dan lain lain.
- Tidak
efektifnya Pola Napas
Tidak
efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu
inspirasi dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena
kelemahan neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhinal, kecemasan dan lain
lain.
- Gangguan
pertukaran gas
Gangguan
pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara
oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas
antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli,
kondisi anemia, proses penyakit, dan lain-lain
- Penurunan
perfusi jaringan
Penurunan
perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan
oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia,
retensi karbon diogsida.
- Intoleransi
aktivitas
Intoleransi aktivitas
adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan
aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan menurun, dan lain-lain
- Perubahan
pola tidur
Gangguan
kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan
bernafas (sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola
tidur juga dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya
- Resiko
terjadinya iskemik otak
Gangguan
oksigenasi mengakibatkan suplai darah keotak berkurang. Hal tersebut disebabkan
oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah keotak berkurang, gangguan
perfusi jaringan otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak kekurangan oksigen
sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
2.8. Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan Oksigenasi.
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan
memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat
bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu
melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu
rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural
drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus.
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.
b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien.
Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi,
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi
untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan
pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1
jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural
drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya
menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
3. Napas dalam dan batuk efektif
a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing.
Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan
b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia.
4. Suctioning (pengisapan lendir)
Pengisapan lendir (suction)
merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir
secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan
memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2)
kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil
sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem
respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari
organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri
atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding
abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi
pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu
ventilasi, perfusi paru dan difusi.
3.2. Saran
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan
pembaca dapat mencari berbagai referensi agar isi tidak menyimpang dari materi
dan sesuai dengan yang seharusnya pada BPKM.
Mujahidah, Khansa(2012).Keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan. Yogyakarta:
penerbit Pustaka Pelajar.
Uliyah, Musrifatul(2008).Keterampilan Dasar praktek klinik untuk kebidanan. Jakarta:
penerbit Salemba Medika
Destiana Rahmi(2013) Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi. From http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjAD&
html , 28 aprin 2013
Satu hati(2013)Materi kuliah kebidanan. From http://materi-kuliah-kebidanan.blogspot.com/2013/10/kebutuhan-oksigenasi.html
, Minggu 20 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar