SpongeBob SquarePants

Senin, 01 Juni 2015

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI









Dibuat Oleh Kelompok 1
Nama Anggota      :  Oktafianti wulandari        (14150041)
                                 Emiliana Elmy                   ( 14150042)
                                   Widya Anggaini               (14150043)
                                  Niluh Putu Chandra Andani (14150044)
                                  Seldi Nunuhitu                  ( 14150045)
                                 Rosa Yunita                       (14150046)
                                  Novianty Lomo                 (14150047)
                                  Brigita Dewi                       (14150087)
Kelas                             :A.11.2
Program Studi    : D3-Kebidanan

Fakultas Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
Laksada Adisucipto KM.6,3 Depok, Sleman, Yogyakarta

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa kebidanan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik kebidanan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.


1.2      RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka rumusa masalah yang di dapat adalah :
1.       Apa definisi dari kebutuhan oksigenasi ?
2.       Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi ?
3.       Bagaimana  proses oksigenasi ?
4.       Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
5.       Apa jenis pernafasan pada paru-paru ?
6.       Apa saja gangguan atau masalah kebutuhan oksigenasi ?
7.       Apa saja Masalah kebidanan yang berkaitan dengan oksigen?
8.       Bagaimana cara mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi ?

1.3  TUJUAN MASALAH
Dari rumusan masalah yang diatas makan tujuan permasalahan yang didapat adalah :
1.       Mengetahui definisi dari kebutuhan oksigenasi.
2.       Mampu menjelaskan sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi.
3.       Mampu menjelaskan proses oksigenasi.
4.       Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.
5.       Dapat menjelaskan jenis pernapasan pada paru-paru.
6.       Dapat mengetahui gangguan atau masalah kebutuhan oksigenasi.
7.       Dapat mengetahui masalah kebidanan yang berkaitan dengan Oksigenasi.
8.       Mengetahui cara bagaimana mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi


1.4 . METODE PENULISAN
Metode  yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan kebutuhan oksigenisasi.


















BAB II
PEMBAHASAN


2.1 .     Definisi Oksigenasi
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.



2.2    Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
1.       Saluran Nafas Atas
a.    Hidung
·         Terdiri atas bagian eksternal dan internal
·         Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
·         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
·         Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
·         Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
·         Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
·         Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
·         Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan pertambahan usia.

b.   Faring
·         Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
·         Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
·         Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

c.    Laring
·         Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
·         Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
o   Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
o   Glotis  adalah ostium antara pita suara dalam laring
o   Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
o   Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
o   Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
o    Pita suara  : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
·         Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
·         Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu

d.   Trakea
o   Disebut juga batang tenggorok
·         Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

2.        Saluran Nafas Bawah
a.   Bronkus
o   Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
o   Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
o   Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
·         Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

   b.   Bronkiolus
o   Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
·         Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

c.   Bronkiolus Terminalis
o    Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

d.    Bronkiolus respiratori
o    Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
o    Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

e.    Duktus alveolar dan Sakus alveolar
o   Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
o   Dan kemudian menjadi alveoli

f.    Alveoli
o   Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
o   Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
o   Terdiri atas 3 tipe :
1)           Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
2)           Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
3)           Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

g.   Paru-paru
o   Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
o   Terletak dalam rongga dada atau toraks
o   Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
o   Setiap paru mempunyai apeks dan basis
o   Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
o   Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
o   Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

h.    Pleura
o   Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
o   Terbagi mejadi 2 :
1)      Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
2)      Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
o   Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
o   Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

2.3     Proses Oksigenasi
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.        Ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a.       Tekanan udara atmosfir
b.      Jalan nafas yang bersih
c.       Pengembangan paru yang adekuat

2.        Difusi
yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a.       Luas permukaan paru
b.      Tebal membran respirasi
c.       Jumlah darah
d.      Keadaan/jumlah kapiler dara
e.       Afinitas
f.       Waktu adanya udara di alveoli

3.      Transportasi gas
Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh da sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kampilar.oksigen perlu ditransportasikan dan paru-paru ke jaringan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal  97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sl darah merah dan dibawah ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3% ditransportasikan kedalam cairan plasma dan sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a.       Curah jantung (cardiac Output / CO)
b.      Jumlah sel darah merah
c.       Hematokrit darah
d.      Latihan (exercise)
e.       Keadaan pembuluh darah

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
·          Sistem Respirasi
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru – paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot – otot pernapasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernapasan diotak. Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

·         Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.

·           Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.


2.4     Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi

1.       Faktor Fisiologi
a.       Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b.      Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.
c.       Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
d.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
e.       Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

2.       Faktor Perkembangan
a.       Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b.      Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c.       Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
d.      Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e.       Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

3.      Faktor Perilaku
a.       Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b.      Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.       Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d.      Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e.       Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat

4.      Faktor Lingkungan
a.       Tempat kerja
b.      Suhu lingkungan
c.       Ketinggian tempat dan permukaan laut.

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
1.        Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2.        Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3.        Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4.        Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.

2.5.     jenis pernapasan pada paru-paru
      Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa.Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg.
       Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses  Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran  pernapasan.

2.6. Gangguan kebutuhan Oksigenasi
          Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari organ-organ respirasi.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan  menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:

a)    Gangguan irama/frekuensi pernapasan
            1.    Gangguan irama pernafasan antara lain :
a.        Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b.       Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne-stokes, tetapi amplitudonya    rata dan disertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
c.        Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.

2.     Gangguan frekuensi pernafasan
a.        Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.
b.     Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernapasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan normal.

b)    Insufisiensi pernafasan
penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi 3 klompok yaitu :
1.   Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2. kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3.   Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru
      kejaringan.

c)    Hipoksia.
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam kelompok yaitu :
  1. Hipoksemia
  2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
  3. Overventilasi hipoksia
  4. Hipoksia histotoksik

2.7.   Masalah Kebidanan Berkaitan dengan Kebutuhan Oksigen

       Masalah kebidanan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen ini, antara lain :

  1. Tidak Efektifnya Jalan Napas
Masalah kebidanan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya karna adanya  sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh karena spasme bronkus, dan lain lain.

  1. Tidak efektifnya Pola Napas
Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu inspirasi dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena kelemahan neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhinal, kecemasan dan lain lain.

  1. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia, proses penyakit, dan lain-lain

  1. Penurunan perfusi jaringan
Penurunan perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia, retensi karbon diogsida.

  1. Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan menurun, dan lain-lain




  1. Perubahan pola tidur
Gangguan kebutuhan oksigen  dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan bernafas (sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur juga dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya

  1. Resiko terjadinya iskemik otak
Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah keotak berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah keotak berkurang, gangguan perfusi jaringan otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak kekurangan oksigen  sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.


2.8. Tindakan untuk  mengatasi masalah kebutuhan Oksigenasi.

1.   Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

Persiapan Alat dan Bahan :
1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan

2.   Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.

a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus.

Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.

b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien.
Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi,


Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.

c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.

Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol


Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan

3.  Napas dalam dan batuk efektif

a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing.

Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan

b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia.

4.   Suctioning (pengisapan lendir)
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

Persiapan Alat dan Bahan :
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan





BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
3.2. Saran
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca dapat mencari berbagai referensi agar isi tidak menyimpang dari materi dan sesuai dengan yang seharusnya pada BPKM.


 Daftar Pustaka

Mujahidah, Khansa(2012).Keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan. Yogyakarta: penerbit Pustaka Pelajar.
Uliyah, Musrifatul(2008).Keterampilan Dasar praktek klinik untuk kebidanan. Jakarta: penerbit Salemba Medika

Destiana Rahmi(2013) Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi. From http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjAD& html  , 28 aprin 2013
Satu hati(2013)Materi kuliah kebidanan. From http://materi-kuliah-kebidanan.blogspot.com/2013/10/kebutuhan-oksigenasi.html , Minggu 20 Oktober 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar